Sekarang Gibran dan Kanaya berada di rumah sakit, laki-laki itu membawa Kanaya untuk berobat karena berulang kali ia mengajaknya bicara perempuan itu tetap diam dengan tubuh lemas. Gibran tetap menunggu Kanaya di tempat itu dengan perasaan penuh khawatir, sekarang sang dokter masih memeriksa keadaan Kanaya. Laki-laki itu mondar-mandir merasa belum tenang jika belum mendengar dari mulut sang dokter jika Kanaya baik-baik saja.
Setelah menunggu akhirnya dokter itu keluar. Gibran segera mendekat dengan wajah cemas. "Dok, bagaimana keadaan Kanaya?"
"Tenang saja dia baik-baik saja, temanmu itu hanya demam biasa, dan dia punya penyakit maag," ungkap sang dokter.
Gibran bernafas lega mendengar Kanaya baik-baik saja tidak, sakit parah.
"Boleh saya masuk sekarang, Dok?"
"Iya, silahkan."
"Terimakasih."
Gibran sekarang masuk ke dalam ruangan pasien. Laki-laki itu melihat Kanaya yang sudah membuka mata dengan infus di tangannya.
"Nay," panggil laki-laki itu sambil melangkah mendekat.