Rio berniat untuk pergi dari restoran itu, tentu saja ia tidak akan tega meninggalkan Rania lagi seperti beberapa hari lalu. Rio hendak kembali ke tempat yang tadi ia tempati. Namun, gadis itu tidak ada di tempat. Rio mengeryitkan kening dengan tatapan bingun, di tempat itu tidak ada benda apapun, termasuk tas Rania. Rio mulai panik, ia takut gadis itu pulang sendiri karena yang Ri tahu Rania tidak tahu tempat itu. Bahkan restoran itu terletak lebih jauh dari tempat waktu Rio meninggalkan Rania di jalan.
"Ran, Rania ...." memang jarang sekali laki laki itu memanggil nama Rania, dan mungkin juga sangat terdengar aneh untuk di dengar karena saking tidak pernahnya. Tapi mau bagaimana lagi kalau tidaj memanggil nama jika orang yang ia cari tidak ada, itulah yang bisa Rio lakukan dengan terpaksa.