Kanaya masih melotot menatap laki-laki yang baru saja bilang menghutanginya bisa dijadikan bisnis.
"Kamu ingin jadi rentenir?" Ucap perempuan itu.
Gibran menyatukan alisnya dengan menatap perempuan di depanya. "Kan lumayan."
"Tapi kan nggak bener bikin makin susah orang yang pinjam uang." Kanaya nampak semakin tidak terima.
"Aku juga nggak minat, soalnya kamu nggak suka."
"Ha, apa?"
Gibran menarik nafas lelah, merasa ucapan Gibran belum meyakinkan.
"Kamu mau makanan apa?"
"Aku mau pulang sekarang aja, Gib."
"Kenapa?"
"Aku nggak nyaman aja di dalam ruangan berdua terus tertutup."
"Kamu jarang kesini, disinilah beberapa saat lagi." Gibran mengubah posisi duduknya untuk menghadap Kanaya.
"Maaf Gib, aku harus pergi sekarang." Kanaya mengambil tasnya yang tergeletak di meja.
"Minum kamu habiskan dulu." Gibran sepertinya berniat mengulur waktu Kanaya agar lebih lama berada di apartemenya.
"Oh iya." Kanaya mengambil minuman yang di berikan Gibran padanya.