Kanaya sedang bersiap mengenakan baju lengan panjang berwarna abu-abu tua dan celana jeans berwarna hitam panjang sampai ke pergelangan kaki. Perempuan itu mematut di cermin dengan riasan wajah apa adanya dengan bedak tipis dan riasan lipstik juga tipis sudah membuat perempuan itu lebih cantik dan bersih. Seperti biasa rambut panjang lurus nya dikuncir sedikit tinggi. Kanaya mengangkat sudut bibirnya untuk tersenyum, setelah merasa puas dengan apa yang dikenakannya meskipun hanya sederhana, Kanaya memutuskan untuk segera pergi ke tempat dimana yang Toni pilihkan.
Setelah merasa sudah siap Kanaya mengambil tas yang berisikan dompet dan handphone miliknya. Lalu ia melangkah keluar dan mengunci pintu rumahnya. Saat membalikkan tubuh ia melihat seseorang yang berdiri tegap dan tersenyum kearahnya. Kedua mata Kanaya melotot tak percaya, detak jantungnya tiba-tiba berdebar tak karuan, ekspresi wajahnya-pun juga mendadak berubah ketakutan.