Rania masih sangat mengingat wejangan wejangan kakaknya dan masih mengingat nasehat Tanti. Betapa ia sudah membuang waktu banyak yang tidak berguna, ia sudah hampir mengecewakan Adit. Ya, nyaris ia mengecewakannya dan menghancurkan harapannya. Rania merasa mantap dengan apa yang sudah di pikirkanya, ia yakin kali ini adalah keputusan yang benar.
"Ran." Akhirnya laki laki yang sejak nanti di nanti Rania kini datang, yaitu Rio.
Dia terlihat bersemangat saat tahu di ajak bertemu oleh Rania, ia seolah mendapat panggilan istimewa. Rio juga tahu kalau hari ini adalah hari kelulusan gadis itu di sekolah SMA-nya. Rio pikir ia akan mendapat kabar baik darinya.
"Kamu kenapa?" Tanya Rio saat paham gadis yang ada di sampingnya menangis.
"Aku mau kita udahan aja."
Rio terkejut, padahal mereka tidak berantem atau apa, lalu mengapa tiba tiba Rania mengatakan hal itu padanya.
"Hah? Apa maksud kamu, kamu bercanda?"