Kanaya tersentak kaget saat tiba tiba ada yang menarik tanganya, kedua bola matanya terbelalak tak percaya saat tahu kalau itu ulah Gibran. Hampir saja jantung Kanaya copot, takut kalau yang melakukan hak itu orang jahat.
"Gibran. Ada apa sih?" Kanaya segera menepis tangan Gibran agar laki laki itu berhenti memegang lengannya yang di lapisi lengan baju yang di kenakanya.
Laki laki itu malah menatapnya seolah ada sebuah hal serius yang akan Gibran katakan padanya. Kanaya jadi bingung sekaligus panik, perempuan itu seperti menemukan sebuah amarah pada raut wajah laki laki itu.
"Gibran, ada apa?" Kanaya berusaha menyadarkan laki laki itu yang tidak cepat menjawab pertanyaanya.
Gibran mendonggakan kepalanya ke atas, lalu ia memejamkan matanya sejenak. Entah apa yang sedang ada di pikirannya sehingga membut laki laki itu seperti ini. Kanaya juga hanya terus memperhatikan Gibran dengan pandangan tidak tahu apa apa, memang itu kenyataanya.