Rio terkejut saat melihat kehadiran Kumala yang tiba tiba ada di ruang tamu. Laki laki itu bingung, siapa yang mengizinkanya masuk. Hmm ... entah, Rio tidak peduli meskipun ingin tahu. Tahu juga percuma, tidak akan membuat perempuan itu pergi.
Rio sudah siap untuk pergi ke restoran, sudah dua hari ia tidak pergi kesana untuk melihat keadaan bisnisnya tersebut.
"Rio ...."
Sudah Rio duga, perempuan itu akan heboh seperti ini. Setelah dari pesta itu, Kumala memang terus menghubungi Rio setiap hari meskipun jarang di gubris olehnya. Bukan Rio sombong, terapi laki laki itu sadar kalau terlalu bersikap baik nantinya akan di pikir punya perasaan, dan hal itu pasti mengakibatkan kesalah pahaman. Ya, Rio tidak suka jika di tuduh PHP, semantara dia tidak merasa memberi harapan apa apa, mereka saja yang terlalu percaya diri.