Gibran sedang mengantri terang bulan, di tempat itu sangat ramai orang yang menanti giliran untuk di buatkan terang bulan. Gibran yang memang sosok laki-laki yang tidak suka menunggu memilih pergi dari tempat itu untuk mencari penjual lain. Gibran memilih beranjak untuk meninggalkan antrian panjangnya, berharap di tempat lain ada tempat lain yang lebih sepi dari tempat ini.
Setelah berputar putar dari ibu kota, laki laki itu menemukan sebuah pedagang terang bulan yang berada di dekat ibukota. Gibran memilih segera turun, terlihat hanya dua orang yang antri di tempat itu, laki-laki itu berusaha memaksa dirinya untuk ikut mengantri. Kini sudah waktu gilirannya Gibran, kedua orang yang memesan tadi sudah beranjak pergi.
"Pak, saya dua bungkus," ujar Gibran pada penjual terang bulan tersebut.
"Iya, Mas."
Setelah selesai membeli Gibran segera kembali ke mobilnya, saat hendak membuka pintu mobil miliknya tiba-tiba ada suara seseorang yang memanggilnya.