Kini Ibunya Chessy sedang memasak didampingi oleh Pin yang telah ia anggap sebagai adik dari Chessy sendiri.
"Sebenarnya apa yang membuat ibu hingga tidak fokus seperti ini sih?" Tanya Pin gregetan, siapa coba yang tidak gregetan bila ibunya ini malah menambahkan garam di teh hangat buatannya?
"Eh? Maaf Pin ibu tidak sengaja. Ibu sedang tidak fokus akhir-akhir ini... Memikirkan kakakmu, Chessy."
Pin hanya mengangguk lemah, ia tahu jika sejam yang lalu Chessy meminta ijin pada ibunya untuk kembali pergi ke Korea, bukan hanya untuk bekerja, melainkan untuk meminta restu dengan orang tua Adam yang sedang sakit---untuk menikah lebih tepatnya.
Sembari mengiris tomat dan memotong daun kangkung, Pin mendengarkan cerita ibunya yang duduk di kursi roda dan menguleni adonan untuk membuat donat meses.