May terdiam menatap seorang pria yang tidak dia kenal ini dan secara tiba tiba saja muncul disini tiba tiba dan rasanya ingin membuat dirinya marah saja. Chessy... Setiap kali memikirkan gadis itu, sebagai ibu dia rasa dia cukup sedih untuk menatap wajah anak nya (itu).
Pee yang lama lama sebal juga akhirnya pulang sebagai orang yang tau diri. Dirinya juga bilang jika harus kembali kerja. Siapa peduli? May malahan menyuruh nya untuk segera pergi dari pada berada disini. Membuang waktunya saja.
Brak. Pintu dia banting dan dia pergi ke arah dapur. Memotong irisan bawang hingga kecil kecil, lalu dia masukkan ke wajah dan dia tumis dengan api sedang. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menghilangkan rasa sedih nya dengan memasak. Meski yang makan hanyalah dia dan suami nya.
