Chereads / We Become Parents / Chapter 5 - Part 05: Pertemuan Keluarga

Chapter 5 - Part 05: Pertemuan Keluarga

Sebuah mobil sport mewah terparkir indah di salah satu parkiran sebuah restoran mewah, tidak berapa lama setelah itu turun seorang pria dari arah pintu kemudi kemudian berjalan kearah sisi pintu penumpang membukakan pintu tersebut untuk wanitanya yang tengah menggendong seorang bayi laki-laki tidak lupa si pria meletakkan telapak tangannya di atas sisi pintu agar ketika si wanita dan bayinya keluar kepala mereka tidak terantuk.

"Mereka pasti sudah menunggu kita lama."kata sang wanita seraya melangkahkan kakinya cepat ke dalam restoran.

"Mereka pasti mengerti tenang saja." Jawab sang pria seraya menyeimbangkan langkahnya dengan sang wanita.

"Tapi kita sudah terlambat 30 menit dari waktu janjianya."kata wanita tersebut menghentikan langkahnya tiba-tiba dan langsung menatap mata sang pria yang terlihat santai padahal mereka sudah terlambat.

"Tenang saja, aku sudah memberitahu mereka kalau kita akan datang terlambat karena macet di jalan."jawab sang pria tenang merangkulkan pinggang sang wanita menuntun sang wanita berjalan kembali kedalam restoran.

"Kita tidak akan terkena macet kalau kamu datang menjemputku lebih cepat."jawab sang wanita kesal.

"Kan sudah kubilang tadi ada rapat mendadak di kantor. penting sekarang kita sudah sampai di restoranya, di ruangan mana mereka menunggu."kata sang pria malas.

"VIP nomor 5."jawab sang wanita singkan.

Mereka memasuki restoran tersebut masih dalam keadaan sang pria merangkul pinggang sang wanita dan sang wanita yang menggendong bayi laki-laki yang tengah tertidur lelap dalam gendonganya. Tidak sedikit pengunjung restoran tersebut menatap kagum kearah mereka karena ketampanan dan juga kecantikan mereka. Mereka terus berjalan hingga berhenti di depan pintu yang bertuliskan VIP 5 kemudian sang pria memutar knop pintu hingga pintu terbuka lebar membuat semua pasang mata yang ada di ruangan tersebut mengalihkan pandangan kearah mereka. Di dalam ruangan itu terdapat tujuh orang dewasa yang sudah duduk rapi di sebuah meja panjang untuk sepuluh orang, dengan susunan di sebelah kiri terdapat pria paruh baya dan di sebelahnya duduk seorang wanita paruh baya yang merupakan istri dari pria tesebut dan di sebelah wanita tersebut terdapat dua laki-laki muda mereka memiliki wajah yang sangat mirip alias kembar merupakan anak pertama dan kedua mereka. Dan di depan mereka juga terdapat sepasang suami istri paruh baya dan di sebelah istrinya duduk pria muda yang merupakan anak pertama mereka.

"Akhirnya kalian datang juga." Ujar seorang pria paruh baya yang duduk di sisi kanan.

"Maaf kami terlambat."ujar wanita dan pria tersebut serempak seraya berjalan masuk.

"Tunggu dulu, anak siapa yang kalian bawa itu?"tanya wanita paruh baya yang duduk di sebelah pria paruh baya tadi.

Pria dan wanita tersebut saling bertatapan kemudian mengalihkan tatapan mereka kesemua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Anak kami." Jawab sang pria.

"Apaaa."teriak semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut kaget sehingga membuat bayi yang ada dalam gendongan sang wanita terkejut dan mulai menangis.

"Ssst, tenang ya sayang tidak apa-apa. Tenang ya."ujar sang wanita seraya menimang-nimang bayi laki-laki tersebut agar kembali tenang.

"Jadi kalian memanggil kami ke sini untuk memberitahukan bahwa kalian telah memiliki anak tanpa pernikahan dan tanpa memberitahu kami sebagai orang tua kalian begitu?"tanya seorang pria paruh baya lainya yang duduk di sisi sebelah kiri.

"Ckckckck, tidak di sangka padahal biasanya mereka selalu bertengkar setiap kali bertemu."kata salah satu dari pria kembar tersebut.

"Ini yang di sebut benci tapi cinta."sambung kembaranya.

"Wah, ternyata hubungan kalian sudah sampai sejauh itu. Pantas saja hampir setahun ini kalian jarang pulang kerumah ternyata karena itu."ujar pria muda yang duduk di sebrang meja.

"Julliet, Rome. kami memang dari dulu ingin menjodohkan kalian tapi bukan seperti ini caranya." Kata wanita paruh baya yang duduk di sebelah kedua pria kembar tadi.

"Seharusnya kalian menikah dulu baru punya anak, bukan punya anak dulu baru menikah."sambung wanita paruh baya lainya.

"Kenapa kalian diam saja, jawab pertanyaan kami."kata pria paruh baya yang ada di sebelah wanita paruh baya tadi.

"Bagimana kami mau jawab. Kalian dari tadi tidak membiarkan kami untuk menjelaskanya."jawab sang wanita alis Julliet cemberut.

"Kalau gitu cepat jelaskan." Jawab pria paruh baya tadi.

"Setidaknya biarkan kami duduk dulu."jawab sang pria alias Romeo cuek kemudian mendudukan dirinya di samping pria muda yang duduk di sebelah kanan sementara Julliet duduk di sebelah pria kembar tadi.

"Ck,dasar tidak sopan."jawab pria muda yang duduk di sebelahnya atau bisa di bilang kakaknya Romeo yang bernama Ramon Andreas Savier.

"Sekarang bisa kalian jelaskan pada kami apa yang terjadi pada kalian sehingga kalian memiliki anak sebelum kalian menikah."tanya pria paruh baya tadi yang tidak lain adalah ayah dari Romeo yang bernama Kafka Adam Savier.

"Jadi sebenarnya bayi itu bukan lah anak kandung kami, bayi ini adalah anak dari Alex dan Rena tapi kami mengadopsinya menjadi anak kami."jelas Romeo

"Jadi ini anaknya Rena, maksud kalian Rena dan Alex sudah menikah? tapi bukannya hubungan mereka tidak di setujui keluarga Alex karena Rena anak yatim piatu Julli."tanya wanita paruh baya yang duduk di sebelah si kembar atau bisa di bilang ibu dari Julliet bernama Bella Ariani Sharman.

"Iya mah, mereka memutuskan buat kawin lari setahun yang lalu."jelas Julliet.

"Terus kemana mereka sekarang? kenapa jadi kalian yang mengadopsi anak mereka? seharusnya mereka sendiri yang membesarkannya."

Tanya pria paruh baya di sebelah ibunya Julliet yang tidak lain ayahnya Julliet bernama Yusuf Rasyid Sharman.

"Mereka...mereka meninggal dunia dua hari yang lalu mah."jawab Julliet lirih.

"Astaga,jadi bayi ini sekarang yatim piatu begitu?"tanya wanita paruh baya di depan ibu Julliet, ibunya Romeo bernama Fika Lili Savier.

"Tidak, kami yang akan menjadi orang tua untuk bayi Alex dan Rena karena sebelum Rena meninggal dia memintaku dan Julliet untuk jadi orang tua untuk anaknya."jawab Romeo datar.

"Jadi kalian ingin menjadi orang tua untuk anak teman kalian? jika seperti itu kalian berdua harus menikah, tidak mungkinkan kalian menjadi orang tua tapi kalian tidak menikah."kata salah satu pria kembar yang duduk di sebelah mama bella putra pertama keluarga sharman yang bernama Kenzi Mahesa Sharman.

"Ya, seperti apa yang di bilang sama kenzi kalian tidak mungkin bisa menjadi orang tua untuk anak teman kalian jika kalian belum menikah, kalian dan anak itu bakal di cap buruk di mata masyarakat umum."jelas Ramon.

"Aku tahu, karena itu lah aku membuat pertemuan ini. Karena aku dan Julliet memutuskan untuk menikah, dan aku rasa aku tidak perlu minta ijin lagi karena aku sudah tahu apa jawabanya. Aku hanya ingin memberitahu kalian semua saja."jawab Romeo mantap dan datar.

"Ck,anak ini benar-benar tidak ada sopan-sopanya dengan orang tua."kata ayah Romeo kesal dengan kelakuan putra kedua yang tidak pernah berubah.

"Kyaaaa, kita akan jadi besanan Bell akhirnya impian kita terwujud juga."ujar mami Fika heboh.

"Iya, Fik kesampain juga impian kita. aku kira kita tidak akan pernah berbesan karena mereka berdua yang bagaikan kucing dan anjing tiap kali ketemu."ucap mama Bella yang tak kalah hebohnya.

"Benar-benar dua ibu-ibu ini tidak pernah berubah dari dulu, ma mi ingat umur. kalian tidak malu apa udah mau jadi nenek-nenek juga masih aja begitu."tegur kembaran Kenzi yang bernama Kenzo Mahesa Sharman malas.

"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan kalian."tanya mama Bella semangat sambil menatap Julliet dan Romeo bergantian.

"It..."belum juga Julliet menjawab sudah di potong duluan oleh ibunya Romeo.

"Sebaiknya bulan depan saja semakin cepat semakin baik."kata mami Fika tak kalah semangat.

"Ya, kalian berdua tenang saja serahkan semua persiapanya pada kami biar kami yang mengurusnya untuk kalian."jelas mama Bella cepat.

"Kalian berdua tinggal duduk saja di jamin semuanya pasti beres, bagaimana setuju?"tanya mami Fika.

"Terserah mami sama mama aja lah, kayaknya juga aku dan Julliet tidak punya waktu buat ngurus semua itu."jawab Romeo malas.

"Bagaimana dengan kamu Julliet."tanya mami Fika.

"Julli nurut aja lah mih, seperti kata Rome kemungkinan kami memang tidak bakal sempat mengurus itu semua, tapi Julli minta tolong acaranya di buat sederhana aja ya mah mih dan jangan sampai malam. kasian Jr nanti kelelahan."

"Dan buat tertutup hanya khusus untuk keluarga, teman dekat, dan kolega bisnis saja."sambung romeo.

"Kenapa harus di buat tertutup."tanya Ramon penasaran.

"Karena pernikahanku bukan untuk di tonton banyak orang."

"Baiklah, jika begitu berarti semua setuju jika pernikahan Julliet dan Romeo akan di laksanakan bulan depan."tanya mama Bella sambil memandang semua orang yang ada di ruangan itu.

"Yaaaa."jawab semua orang kompak.

"Oh ya, ngomong-ngomong siapa nama bayi ini."tanya Kenzo seraya mengelus-elus pipi Jr.

"Nama aku Alren Junior Savier tapi di panggil Jr, uncle."jawab Julliet dengan meniru suara anak kecil.

"Alren...nama yang cukup unik."kata papa Yusuf.

"Itu gabungan dari nama Alex dan Rena kami sengaja menggabungkan nama Alex dan Rena supaya Jr tetap ingat dengan orang tua kandungnya."jelas Romeo.

"Halo, cucu oma yang cakep kenalin ini oma Fika dan yang di sebelah ini oma Bella sayang."kata mami Fika yang saat ini tengah menggendong Jr sedangkan Bella berdiri di sebelahnya ikut melihat cucu barunya.

Dan selanjutnya terjadilah percakapan biasa mengenai pernikahan Romeo dan Julliet serta tentang cucu pertama keluarga Savier dan Sharman.

Meskipun Jr bukanlah cucu kandung di kedua keluarga tersebut tapi sepertinya tidak ada yang keberatan dengan itu dan menganggap Jr sebagai cucu mereka.

Tbc.