"Jadi bagaimana sekarang?" Tanya Kris singkat membuat tiga orang lainnya menatapnya bingung.
"Maksudnya bagaimana sekarang dengan anaknya Alex dan Renata?" Lanjut Kris setelah mengerti wajah bingung ketiganya yang saat ini tengah duduk di ruang tamu apartemen milik Julliet setelah pulang dari pemakaman kedua sahabat mereka.
"Saat ini Jr sedang tidur setelah semalaman rewel, mungkin Jr tahu bahwa kedua orang tuanya telah tiada." Jawab Julliet sambil menimang-nimang bayi Renata karna bayi tersebut akan menangis bila di tinggal tidur sendiri dan akan menangis bila di gendong siapa pun kecuali Julliet dan Romeo. Hal ini sempat membuat mereka berempat serta para suster dan dokter binggung yang akhirnya memutuskan bayi Renata boleh di bawa pulang malam itu juga dan untuk sementara bayi itu tinggal dengan Julliet begitupun dengan Romeo yang semalam terpaksa harus menginap di tempat Julliet karna bayi itu akan menangis bila Romeo menjauh.
"Jr/Jr?"tanya Kris dan Anna kompak bingung.
"Itu nama panggilan untuk bayi Rena dan Alex." Jawab Julliet mengerti dengan kebingungan suami istri di depannya.
"Nama lengkapnya apa?" Tanya Anna penasaran.
"Alren Junior Savier." Jawab Romeo yang duduk bersebelahan dengan Julliet.
"Alren Junior Savier?"tanya Kris bingung begitu pun dengan istrinya Anna.
"Alren singkatan dari nama Alex dan Rena. Kami memutuskan menggabungkan nama orangtuanya sebagai nama untuk bayi mereka." Jelas Julliet.
"Tapi kenapa nama belakangnya pakai nama keluargamu Romeo?" Tanya Kris makin bingung.
"Itu karna Jr akan jadi anak kami." Terang Romeo datar.
"ANAK KALIAN?"ucap Kris dan Anna berbarengan sontak hal itu membuat Jr menangis karena terkejut.
"Shh...sayang, Jr sayang kaget, ya? Sudah ya, jangan nangis lagi ya sayang." Kata Julliet menenangkan seraya menimang-nimang Jr agar berhenti menangis.
"Diam ya kiddo, nanti akan daddy marahin uncle Kris dan aunty Anna karena bikin Jr nangis." Kata Romeo menenangkan juga sambil mengusap- usap kepala Jr. Dan ajaibnya Jr langsung berhenti menangis seolah bayi tersebut mengerti.
"Nah, anak mommy sekarang tidur lagi ya, sayang." Kata Julliet lembut mencium kening Jr setelah itu Romeo pun ikut mencium kening Jr dan lagi-lagi seolah mengerti. Jr kembali tidur setelah mendapatkan ciuman dari Romeo dan Julliet.
Kejadian itu tak luput dari pengelihatan sepasang suami istri yang duduk di depan mereka dengan wajah melongo tak percaya.
"Wow, aku tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang ini seorang Romeo Alan Savier yang datar seperti layar handphone menyebut dirinya daddy dan kini berperan sebagai seorang ayah?"kata Kris syok dengan apa yang dia lihat.
"Sumpah, seorang Julliet Queen Sharman yang urakan kini jadi mommy? oh, jika aku tidak melihatnya langsung mungkin aku tidak akan percaya." Timpal Anna menambahi tidak percaya dengan perubahan dua sahabatnya hanya dalam waktu semalam.
"Kenapa? Ada masalah dengan itu?"tanya Romeo menatap pasutri di depannya datar.
"Ck, dia kembali lagi jadi Romeo si datar." Kata Kris malas.
"Sepertinya itu hanya berlaku untuk Jr saja." Bisik Anna dan di angguki oleh Kris.
"Begitu juga dengan si urakan Julliet. sepertinya Jr bisa jadi pawang untuk meraka berdua." Bisik Kris pada istrinya dan mendapat anggukan dari Anna.
"Hei, kalian berdua berhentilah berbisik-bisik jika pada akhirnya orang yang kalian bicarakan itu mendengarnya." Kata Julliet malas seraya memutar bola matanya. Sementara Kris dan Anna hanya nyengir tidak jelas.
"Dasar pasangan idiot." sambung Romeo.
"Ekhm...jadi bisa kalian jelaskan pada kami kenapa kalian yang menjadi orang tua anaknya Alex dan Renata?"tanya Kris kembali ke topik awal.
"Ini semua karena permintaan terakhir Renata sebelum dia meninggal. Dia ingin aku dan Julli menjadi orang tua untuk anaknya menggantikan mereka." Jelas Romeo antar niat jelasin dan tidak.
"Jadi kalian akan menikah, begitu?" Tanya Anna. Pertanyaan dari Anna sontak membuat Romeo dan Julliet saling pandang selama beberapa saat setelah itu menatap kearah Anna dan Kris.
"Tidak, kami tidak akan menikah."kata Romeo dan Julliet kompak.
"Terus jika kalian tidak menikah bagaimana caranya kalian menjadi orang tua? Terus bagaimana dengan statusnya anaknya Alex dan Renata nantinya jika kalian tidak menikah? Kalian mau Jr nantinya di anggap anak di luar nikah?" Tanya Anna beruntun membuat Romeo dan Julliet terdiam.
Terjadi keheningan beberapa saat, semua orang yang berada di dalam ruangan itu terdiam dengan pikiran masing-masing, hingga suara Julliet yang memecah kesunyian yang sempat terjadi.
"Jadi sebaiknya kami harus bagaimana? Apa dengan kami menikah status Jr akan jelas?" Tanya Julliet sendu sambil memperhatikan Jr yang tertidur dalam gendongannya.
"Ya, cuman itu satu-satunya cara agar kalian bisa menjalankan permintaan terakhir Renata dan agar nantinya Jr tidak di anggap anak di luar nikah."jelas Kris yakin.
"Haruskah? Aku sungguh tidak ingin jika nanti Jr di anggap anak di luar nikah. Jr baru lahir saja sudah menyandang status yatim piatu tanpa sempat merasakan kasih sayang orang tuanya. apalagi bila di tambah sebagai anak di luar nikah nantinya, Jr ku yang malang." Terang Julliet sedih kemudiam mencium seluruh wajah Jr yang sedang tertidur dengan lembut dan mengeratkan pelukanya pada Jr. Walaupun Jr bukan lahir dari rahimnya sendiri tapi bagi Julliet dia sudah menganggap Jr sebagai anaknya sendiri bukan karena permintaan terakhir Renata tapi murni dari hatinya, Julliet sudah menyayangi Jr dari pertama kali melihatnya karena itu lah Julliet tidak sanggup bila memikirkan masa depan Jr kedepannya tanpa status yang jelas. Tapi menikah dengan Romeo yang notabenenya adalah sahabat sekaligus musuhnya dari kecil rasanya sedikit aneh.
"Maka ayo kita menikah." Jawab Romeo tegas sambil menatap Julliet lembut. Bagi Romeo pun sama Jr sudah di anggapnya sebagai anaknya sendiri walau pun bukan darah dagingnya sendiri dan bukan juga karena permintaan dari istri sahabatnya melainkan karena ia sudah menyayangin Jr dari pertama kali melihatnya sama seperti Julliet karena itu lah Romeo menyanggupi permintaan terakhir Renata.
"Tapi Rome..."jawab Julliet ragu sambil membalas tatapan Romeo.
"Tidak ada tapi-tapian, kita menikah saja. Jika kau ingin menjalankan permintaan terakhir Renatan dan juga jika kau menyayangi Jr sebagi anakmu sendiri, maka kita memang harus segera menikah."jawab Romeo mantap.
"Apa kamu yakin Rome? Ini pernikah bukan pacaran yang bisa putus nyambung, Pernikahan itu sekali seumur hidup dan harus dengan orang yang kita cintai. Aku tidak mau kamu nantinya menyesal menikahiku dan milih bercerai itu nantinya akan sangat menyedihkan untuk Jr."
"Tidak, aku sudah yakin dengan keputusanku. Aku tahu pernikahan kita bukanlah di landasi oleh cinta melainkan karena sebuah tanggung jawab. Tapi apakah kita tidak bisa mencoba untuk membuka hati kita dan mencoba untuk saling mencintai agar tidak ada penyesalan. Dan jika pada akhirnya kita tidak bisa saling mencintai ingatlah ini , kita menikah karna kita menyayangi Jr. Jr bukanlah sebuah tanggung jawab melainkan Jr adalah anak kita yang sudah sewajibnya kita bahagiakan. Dan anggap saja aku sebagai kakakmu agar kau bisa menyayangiku dan tidak menjadi beban nantinya untuk kita berdua karna aku juga akan menganggap sebagai adikku agar aku juga dapat menyayangimu. Ini semua demi anak kita, anak kita Alren Junior Savier. Anak kita." Kata Romeo panjang lebar dan menekankan di bagian anak kita.
"Wah...itu kalimat terpanjang yang pernah kamu ucapkan selama aku mengenalmu Rom." Kata Kris tidak penting dan mendapatkan tatapan tajam dari Romeo.
"Maaf lanjutkan, anggap saja kami tidak ada." Jawab Kris canggung setelah mendapatkan sikutan dari Anna.
"Bagaimana mau di anggap tidak ada jika kau berisik." Kata Romeo malas seraya memutar bola matanya.
"Jadi bagaimana Julli? Apa jawabanmu?" Tanya Anna penasaran melihat Julliet yang diam saja dan terus menatap Romeo tanpa berkedip. Setelah Romeo kembali menatap Julliet barulah Julliet tersadar dari pikiranya sendiri.
"Aku..aku setuju, jika itu demi Jr anak kita. Aku mau menikah denganmu Rome dan aku juga akan belajar membuka hatiku untukmu demi Jr anak kita dan demi masa depan kita nanti." Jawab Julliet yakin dan tersenyum lembut menatap Romeo yang juga menampilkan senyum tipisnya.
"Baiklah jadi sudah di putuskan bahwa kalian akan segera menikah?" Tanya Anna antusias dan mendapat anggukan dari Romeo dan Julliet.
"Oh,ya. Jika kalian ingin menikah maka kalian harus memutuskan hubungan kalian dengan kekasih ataupun someone special kalian masing-masing. Karena tidak mungkin kalian menikah tetapi kalian masih menjalin hubungan dengan orang lainkan?"tanya Kris kepada Romeo dan Julliet.
"Aku tidak punya pacar." Jawab Julliet cepat.
"Aku juga tidak punya pacar." Jawab Romeo datar.
"Iya pacar tidak punya tapi jalang banyak." Sindir Julliet.
"Daripada kau, tidak laku Julling." Balas Romeo ketus.
"Aku bukanya tidak laku tapi akunya yang tidak mau pacaran Meong."
"Sama saja kan intinya sama-sama sendiri, Julling."
"Hedeh, bertengkar lagi." Kata Kris malas.
"Ck, hei kalian berdua berhentilah bertengkar." Teriak Anna membuat Jr kembali menangis.
"Shh...tidak apa-apa, tidak apa-apa. Tidur lagi ya sayang." Kata Julliet menenangkan Jr sedangkan Remeo melototi Anna karna gara-gara teriakannya lah Jr terbagun semtara Anna langsung menyembunyikan wajah di belakang bahu suaminya.
" sebaiknya kalian segera meminta restu kepada orang tua kalian dan berhentilah bertengkar karena kalian sudah jadi orang tua. Kalian tidak mau kan jika anak kalian itu mencontoh kelakuan buruk kalian. Sudah ya, kami pulang dulu kasihan Kelvin di tinggal lama dengan neneknya." Kata Kris berdiri seraya menarik istrinya berdiri dan pamit pulang meninggalkan Romeo dan Julliet yang masih menenagkan Jr.
Tbc.