[Mohon maaf atas kesalahan nama tokoh]
Kayla duduk dikursi kantin dan mencium bau badannya, kok nggak enak. Dia mendongak dan melihat Rasya tengan berkaca membenahi lipstik.
Kayla berkata"Rasya, minta minyak wangi dong."
"Cari ditas noh,"kata Rasya menyodorkan tas make up yang sering dia bawa. Disana lengkap sekali, kadang kala Rasya juga membawa catokan rambut jika dia kesiangan dan tidak sempat.
Kayla kemudian menyemprotkannya dibawah kedua ketika, depan belakang dan leher. Bella datang dengan tiga aqua dingin langsung merebut minyak wangi Rasya dari tangan Kayla.
"Minta,"ucapnya terlambat dari tangannya lebih cepat mengambil.
Dengan itu cara Bella menyemprotkan membuat Kayla melongo dan Rasya menatap tidak percaya.
"Minum sekalian minyak wangi gue, gapapa gue, gapapa. Demi Alex!!."Ujar Rasya sinis.
Soalnya Bella minta minyak wangi tidak mikir lagi, semprot sana sini sampai beberapa orang dikantin noleh pada kursi yang kami duduki.
Cara Bella itu sudah seperti ketika N*g*ta Se*a*i*a semprotkan minyak wangi ketubuhnya, tidak memikirkan kehabisan minyak wangi untuk besok.
Kayla sekarang sedang menggunakan hoodie kebesaran sampai setengah paha dengan dalaman kaos hitam lengan pendek, dipadu celana jeans longgar dan sepatu tali lukis yang dia pesan dari online, lumayan mahal karena dari luar negeri. Gapapa, sesekali beli sesuatu yang mahal pakai duit suami, mumpung mas Yasa iya-iya saja asal kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi.
Kayla ingin pakai kemeja sebenarnya, tapi kancing kemejanya suka tidak bisa diajak kompromi. Selalu ada celah-celah fentilasi dibagian dadanya yang dikata sang suami, sangat montok.
Uh, jadi ingat mas suami kalau sudah aktif.
Mau pakai kaos yang ada dia dapat ceramahan mas Yasa, karena menampilkan sisi eksotis dari seorang Kayla. Nanti pejantan sampai mendekat yang kebakaran jenggotkan Yasa, bukan Kayla maupun pemerintah. Posesif sangat deh, dosen satu ini dengan istrinya.
Tau mahasiswa laki-laki dikampus tempatnya mengajar banyak yang lebih oke dan baik dari dirinya yang sudah dianggap tua tapi keren dan terlihat panas.
Makannya, kebanyakan baju Kayla itu hoodie anak muda, kemudian sweter dan dress panjang. Pokoknya tertutup, cuman dirumah Kayla bisa pakai baju semerawut, sekarepe dewek.
Mau pake bikini doang juga dibolehkan mas suami, apalagi telanjang. Langsung ditemenin Yasa sampai tuntas hadirnya nikmat diakhiri peluh bahagia.
Kayla lebih sering menggunakan lingeria berbahan satin yang halus dan lembut kalau dirumah atau kaos yang tidak bisa dia gunakan leluasa untuk keluar tanpa bra.
Dirumah Kayla bisa lakukan tanpa dilarang.
Yang otomatis Kayla juga bersikap posessif pada suaminya. Tidak tebar pesona, tidak boleh bimbingan berdua dengan mahasiswa perempuan, tidak boleh dekat-dekat dengan dosen perempuan yang kegatelan. Tidak boleh pokoknya.
"Kai, lu ngelamunin apasih."Tegur Bella.
"Gak ada, mikir hal random ajasih gue. Yaudah, mau mesen bakso dulu deh gue, enak siang-siang begini makan kuah bakso."
"Gue juga ya,"kata Rasya memasukkan satu persatu alat make upnya.
Baru saja Kayla berdiri ingin memesan ada keributan dari kursi belakangnya yang langsung membuat Kayla tersungkur dan kedua temannya berteriak kaget.
"Kau bodat sialan!!! Jancuk!! Bangsat!! Bukan manusianya kau, sialan!!"
Kayla segera bangun untuk menjauhi TKP, jantungnya sampai berdebar disko karena teriakan dan suara bogem mentah menghantam pipi lelaki bertubuh atletis namun kalah kuat dengan lelaki emosi di hadapannya.
Sampai Kayla perhatikan jika lelaki emosional itu adalah orang yang tidak sengaja pukul.
"Adekku dah tolak kau baik-baik ya, bodat!! Memang dasar bukan manusia kau!! Aku perkarakan masalah ini ke pengadilan, anjing!"
"Bro, bro... sabar, lu cuma nambah perkara kalau mukulin dia sampai mampus."
"Adekku saja sudah dia buat mampus, jancuk!!!. Sialan kau..."Dan lelaki lapet itu menangis dia meluruh kebawah lantai dengan tubuh yang masih temannya pegangi, takut-takut dia menerjang lagi.
Merinding disko, si lelaki yang terkapar dibawah lantai dengan hidung berdarah dan mata bengkak itu malah terkekeh menambah minyak kedalam api"Heh...hahaha, sekaratnya adik lu? Gak sekalian mati aja,"
Dan yang terjadi selanjutnya, lelaki lapet itu meloncat dan hampir saja menginjak wajah lelaki bodoh plus tidak punya otak. Yang segera dipegangi kedua temannya, namun memang dasar orang marah selalu punya amunisi, dua orang itu hampir-hampir tidak dapat menahan lelaki lapet itu.
"Bangsat kau, ya!!! Mati kau sini, keparat!!!!"
Suasana langsung ribut dan tidak kondusif ada beberapa dari mereka juga sudah mengambil tindakan mengadu pada dosen atau satpam atau siapapun itu.
"Sabar, bambang!! Lu bisa dipenjara karena ini nanti!."Teriak lelaki yang adalah ketua BEM yang terkenal kepintaran, kecakapan dan ketampanannya itu mengingatkan.
Tapi sayang, orang murka kadang sudah kesetanan tidak akan dapat mendengar masukan orang lain selain menuntaskan amarahnya.
"Weh, pisahin,pisahin, pisahin woi!!! Jangan diem aja lu pada laki!."Teriak Rasya yang kesal karena melihat lelaki lapet hampir lepas dari cengkraman.
Semua orang sibuk merekam sampai melupakan lelaki yang babak belur masih terkapar dilantai kini dia sudah pingsan, Kayla melihat itu mendekat dan mencoba membangunkannya dengan menepuk pipi.
Lelaki ini benar-benar sudah tidak sadar, dia pingsan.
Jadi Kayla teriak meminta tolong"Lu, baju item sama jaket biru. Bantu gue angkat ini orang jauh-jauh"
Keduanya menganggu dan menggaet teman lainnya untuk membantu. Namun belum sempat berjalan mereka menggotong tubuh, lelaki lapet itu sudah lepas dari pegangan dan menggila mengangkat kaki untuk menendang tubuh tidak berdaya lelaki pingsan itu.
Kayla reflek cepat namun sekaligus bodoh, karena itu. Dia yang menjadi samsak tendangan langsung pingsan seketika diatas lantai setelah membentur kursi kantin lebih dulu dengan keras.
.
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^
KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE PADAKU^^
TERIMA KASIH BANYAKKK
.
Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!
√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!
Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!
Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!
Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.
[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]