Selepas dari kantor Nevan dan mendapat bogem mentah dari Sasha, dia langsung pulang beberapa saat setelah sakitnya mereda. Dia menyetir dengan sangat marah. Dia tidak menerima penolakan apa pun. Sumpah serapah dia dengaungkan akan membuat Sasha bertekuk lutut.
"Sial, sial, sial! Aku sudah mengejarnya beberapa tahun hanya dapat kecewanya. Kau akan tahu bagaimana rasanya. Aku mencintaimu dengan segala kekuarangan dan kelebihanmu. Kau tidak akan pernah dapatkan cinta seperti aku, Sha." Diandra memukul stir mobilnya dengan tangan kirinya. Dia memang menyukai Sasha. Mungkin hanya ceranya saja yang salah. Diandra mengendari mobilnya sangat cepat. Dia bahkan amenerobos rambu-rambu yang ada. Hampir saja terjadi kecelakaan karena ulahnya. Namun untungs aja tidak sampai. Dia tetap tidak peduli hinga ada banyak polisi mengikutinya. Dia dihentikan oleh polisi yang patroli.
"Selamat siang, Pak. Bisa saya melihat sim Anda?" Diandra memberikan satu dompet kecil yang berisi surat-surat.