"Jangan mudah percaya kepada siapa pun, termasuk pada bayanganmu sendiri."
***
"Apa ini?"
Vian membuka aplikasi chatting di ponselnya. Baru saja ia menerima pesan singkat dari salah satu kakak tingkatnya.
From : Kak Rasi Grahita
Heh, maksudmu itu apa, hah?!
To : Kak Rasi Grahita
Maksudnya bagaimana, ya, Kak?
Jelas saja Vian bertanya, sebab jujur dia tidak paham. Tiba-tiba saja kakak tingkatnya itu mengirim pesan dengan kalimat melabrak. Apa salah Vian?
From : Kak Rasi Grahita
Aku tahu, aku punya utang sama kamu.
Tapi, gak begitu caranya!
To : Kak Rasi Grahita
Aku gak paham, Kak
Sumpah deh (〒﹏〒)
Vian semakin tidak paham dengan apa yang sedang terjadi kepada Rasi. Vian terdiam sembari menunggu balasan chat dari Rasi. Ia merenung, mengingat-ingat, kira-kira apa yang sudah dia lakukan, sampai-sampai dilabrak macam begini?
From : Kak Rasi Grahita
Kamu bilang ke anak-anak, kalau aku punya utang sama kamu, tapi belum kubayar-bayar, kan, Vian?!
Ngaku, kamu!
Iya, iya. Aku kembalikan uangmu!
"Wow, wow, wow, ape nih?!" gerutu Vian yang bicara dengan gaya khas seorang Keanu––yang itu tuh, yang, 'Bapak lo nonton, Lang....'. Pokoknya yang itulah.
"Lo kenapa, Anjim? Gua tinggal mandi bentar udah kebakaran jenggot begitu?" sambar Mutia yang terkejut melihat teman satu kamarnya itu bicara sendiri.
Belum sempat Vian menjawab, ponselnya kembali bergetar.
"Wait," ujar Vian.
"Kenapa sih?" Mutia mulai kepo.
Setelah membalas pesan dari Rasi, Vian menarik Mutia agar mendekat padanya.
"Apa? Apa? Apa?" cecar Mutia.
Raut muka Mutia langsung berubah saat membaca ruang obrolan Vian dan Rasi. Matanya mendelik dengan mulut terbuka membentuk huruf O.
"Gusti Allah, nyuwun sepuro! Ini bagaimana kok––heh!"
"Mana gue tahu! Tiba-tiba aja di chat begitu," sahut Vian.
"Ada yang gak beres nih, Vi!"
"Hok oh, gue setuju sama elu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Setiap orang berhak mendapatkan apresiasi atas perjuangannya~
•••
🍃 Bersambung 🍃
Copyright ©Yekti Wahyu Widanti 2020