[Lapor. Efek debuff Hiportemia telah menghilang]
Aku dapat kembali bernafas dengan normal. Suhu tubuhku juga sudah kembali normal tapi entah kenapa aku merasakan hawa panas dipunggung ku.
[Menjawab. Saat anda mengalami Hipotermia, saya menganalisis debuff Hiportemia dan hasilnya adalah skill Ice Resistance]
Ice Resistance? Lalu apa hubungannya dengan panas dipunggung ku?
[Menjawab. Dengan skill Ice Resistance, anda juga memiliki afinitas terhadap sihir es]
Artinya?
[Anda dapat menggunakan sihir berelement es jika anda melatihnya]
AP—Tenanglah diriku. Aku tidak menyangka jika akan terjadi seperti ini. Jika aku memberitahu ayah dan ibu tentang hal ini maka mereka akan histeris. Aku juga baru bangun dari tidurku, tidak mungkin juga aku langsung memberitahukan mereka tentang sihir es ini.
Aku masih belum terlalu paham tentang sihir di dunia ini. Aku harus banyak belajar tentang sihir sampai aku menemukan rahasia dibalik sihir ini. Kejadianku kali ini benar-benar tidak diduga, awalnya aku mengira ayah hanya bercanda mengenai bayi sensitif terhadap sihir namun kebenarannya memang begitu. Bayi memiliki sistem kekebalan yang belum terlalu kuat karena itu jika bayi seperti ku dekat-dekat dengan sihir maka sihir itu akan menyerangku dan meninggalkan debuff semacam Hiportemia.
Itu baru asumsi ku dan aku yakin memang seperti itu alasannya. Es memiliki debuff Hiportemia, api memiliki debuff Burning, listrik memiliki debuff Paralyzed, dan angin memiliki debuff Influenza. Aku juga tidak tahu ada berapa element yang ada di dunia ini, yang kusebut tadi hanya element dasar yang biasanya ada di dunia manapun.
Haaah… semoga ayah dan ibu tidak terlalu khawatir dengan kondisi ku sekarang ini.
Punggungku semakin panas tapi aku dapat menahannya untuk tidak berteriak kepanasan. Tapi aku lumayan penasaran bagaimana ekspresi mereka ketika aku memiliki afinitas terhadap sihir es? Apakah aku akan disebut penyihir jenius dimasa depan?! Bisa saja aku menjadi salah satu dari sedikitnya penyihir Gemini muda! Aku harap sihirku berelement air dan es agar aku mudah membuat siapapun beku dengan sihirku.
Oh ya Minerva bisa bantu aku?
[Apa?]
Entah kenapa dia tiba-tiba terdengar judes. Ah sudahlah, Minerva aku ingin kau menganalisis lebih lanjut tentang Hiportemia.
[Baik. Memulai analisis debuff Hiportemia lebih lanjut]
Dengan analisis Minerva yang pertama saja sudah membuatku mendapatkan skill [Ice Resistance] dan afinitas terhadap sihir es. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan aku dapatkan dari analisis Hiportemia lebih lanjut.
Sekarang… aku ngapain lagi ya? Buku yang kubeli juga tidak ada disamping ku. Ayah dan ibu sepertinya sedang berbincang-bincang dengan pahlawan dan penyihir kerajaan. Aku juga baru sadar kalau aku sedang tidur diranjang yang sangat empuk dan hangat ini. Oh iya aku diistirahatkan di kamar rumah sang bangsawan, tuan Rudolf. Setelah pulang dari ini aku akan berterima kasih kepadanya.
Oh iya sebelum aku tidur, aku mendengar kalau sang penyihir kerajaan akan mengabulkan permintaan ku sebagai permintaan maaf nya kepadaku. Jika seperti itu maka aku akan meminta dia mengangkat ku menjadi muridnya! Dengan begini aku tidak harus repot-repot lagi mencari guru yang akan mengajariku menggunakan sihir.
!
Pintu terbuka dan aku melihat sosok ibu yang membawa sebuah mangkuk makanan yang disusul sang penyihir kerajaan.
"Sayang kamu sudah sehat?!".
"Hmph! Ibu! Buku!".
Prioritas ku adalah buku. Jika buku yang kubeli tadi pagi hilang maka lebih baik aku mati dimakan Hiportemia.
"Dasar Raph kecil. Ibu khawatir sama kamu sayang, kamu malah khawatir buku mu kemana."
Wajah ibu langsung sedih. Ah sial aku jadi merasa bersalah. Kalau begini ada satu senjata yang bisa kugunakan agar ibu tidak menunjukkan wajah sedih lagi.
Ibu mengambil kursi yang berada didekat kasur lalu mendekatkan nya ke tempatku sedang berbaring. Dia menaruh mangkuk di meja lalu mengangkat ku dari kasur tidur.
Saat inilah aku menggunakan senjata mematikan ku.
"Maaf. Hiks. Membuat ibu khawatir. Hiks."
Dengan mata yang berkaca-kaca serta dikombinasikan dengan wajah yang menunjukkan rasa bersalah, ibu langsung gembira dan memelukku erat.
"Tidak apa sayang! Tidak apa! Asalkan kamu kembali sehat ibu sudah tidak akan khawatir lagi! Nanti ibu akan bawakan buku mu tadi!".
Tuh kan berhasil. Ini adalah senjata mematikan yang bisa aku gunakan ke ibu maupun ke ayah!
Sampai sekarang aku sangat menyukai pelukan hangat ibuku. Aku tidak pernah merasakan pelukan kasih sayang seorang ibu dikehidupan sebelumnya jadi pelukan ini merupakan pengalaman pertamaku.
Setelah pelukan yang mengharukan itu, ibu menyuapi ku dengan bubur yang kaya akan sayuran. Aku tau ini pasti buatan ibu karena ibu tau aku menyukai wortel, lihat saja dalam mangkuk bubur ini! Wortel lebih mendominasi daripada buburnya!
Sambil makan disuapi oleh ibu, aku melihat kearah penyihir kerajaan yang tersenyum senang melihatku dan ibu. Wajahnya masih menunjukkan rasa bersalah karena telah membuatku terkena Hiportemia.
"Aku tidak menyangka jika ada bayi yang bisa makan bubur penuh sayuran itu sampai habis."
"Hahaha. Aku juga awalnya terkejut dan tidak menyangka jika Raph kecilku bisa menghabiskan bubur sayuran buatanku. Anak ini aneh sekaligus pintar, karena itu aku sangat menyayangi nya."
Jadi seperti itu diriku dimata ibuku? Aneh dan pintar ya… ibu mengatakan hal yang sama seperti guruku dulu.
Aku kembali ke kasur empuk tadi dan dibaringkan oleh ibu. Kemudian sang penyihir duduk di kasur empuk ini sambil melihatku dengan tatapan yang dalam.
A-apakah dia ingin mencari tahu diriku yang sebenarnya menggunakan sihir tatapan dalam seperti itu?! Akan gawat jika dia tahu identitas ku yang sebenernya! Tolong hentikan! Aku tidak kuat melihat tatapan dalam seperti itu!!!
"Halo Raphael, namaku Anastasia Nitemore. Maafkan apa yang telah aku lakukan tadi siang ya, aku benar-benar tidak sengaja!".
D-dia memperkenalkan dirinya? Jadi tatapan dalam itu apa sebenarnya? Ah sudahlah, dia juga memperkenalkan dirinya dan sekaligus meminta maaf kepadaku.
Aku beranjak dari baringku lalu merangkak mendekati Anastasia. Aku memegang tangan nya lalu aku melihat ke matanya.
Saat melihat matanya aku merasakan deja vu karena rasanya aku pernah melihat mata Anastasia dikehidupan sebelumnya. Mata yang menunjukkan kesedihan yang mendalam serta kesenangan telah lari dari penderitaan.
… Benar mata itu seperti guruku.
"Tidak apa. Raph kuat!".
Anastasia tersenyum dan memegang kepalaku.
"Jadi Raphael kecil kuat ya? Baik, baik. Kalau begitu… Raphael apa kamu menginginkan sesuatu? Kakak pasti akan mengabulkannya."
Saat yang ditunggu.
"Jadikan Raph sebagai murid! Raph ingin menjadi penyihir."
Anastasia terkejut, aku melihat kearah ibu dan dia juga terkejut setengah mati.
Tiba-tiba pintu terbuka dan ternyata ayah bersama sang pahlawan masuk kesini.
"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat terkejut seperti itu Eli—".
"Sayang anakmu mau menjadi murid Shia!".
Dan sekarang ayah bersama pahlawan ikut terkejut setengah mati.
Apa ini? Festival terkejut? Aku tau umurku baru satu tahun dan sihir pun—tidak, aku sudah memiliki afinitas terhadap sihir es. Jika dilatih juga aku sudah bisa menggunakan sihir es sejak dini.
Tiba-tiba ayah berjalan dengan cepat lalu menggendong ku. Dia melihatku dalam-dalam lalu terkejut lagi.
Sebenarnya ada apa sih?! Apakah hari ini memang ada festival terkejut?!
Ayah mendatangi ibu yang kelihatannya khawatir setelah aku ingin menjadi murid Anastasia. Ayah memberikan ku kepada ibu lalu punggungku diarahkan ke arah ayah.
"Jangan bilang… sayang pegang erat Raph! Jangan biarkan dia memberontak."
Tidak akan juga kali. Kalau aku memberontak paling karena aku kebelet baca buku.
Ayah membuka bajuku dengan perlahan dan tiba-tiba rasa panas dipunggung ku semakin parah. Apakah afinitas element es semakin menguat ketika bajuku dibuka.
"Ti-Tidak mungkin… Eli! Anak kita!".
"Raphael... Penyihir Gemini...?".
Semua orang terdiam. Aku lumayan terkejut dengan apa yang diucapkan oleh ibu kalau aku seorang Gemini. Padahal aku ingin mengatakan tentang afinitas sihirku kepada mereka berdua saat Anastasia mengiyakan permintaan ku.
"Anak ini akan menjadi pahlawan dimasa depan."
Ucapan sang pahlawan terlalu berlebihan. Aku tidak juga ingin menjadi pahlawan, menjadi penyihir biasa saja sudah cukup bagiku.
Ibu memelukku lagi dan aku merasakan air matanya menetes dikepala ku. Aku tidak tahu apakah itu tangisan bahagia atau tangisan kesedihan, namun dengan begini aku sudah dipastikan bahwa aku adalah penyihir Gemini.
"Jadi bagaimana kak Eli? Apakah aku harus mengiyakan atau tidak? Jika sihir es yang dimiliki oleh Raphael tidak dilatih secepatnya maka sihir itu sendiri yang akan memakan Raphael."
"Tentu kamu harus melatihnya! Aku lebih rela jika Raph kecilku mati karena bertempur dimedan perang dibandingkan harus mati diumur yang belia."
Ah… ini air mata kesedihan. Ibu sedari awal memang tidak menginginkan ku menjadi seorang penyihir ataupun pendekar. Aku bisa saja melupakan tentang afinitas sihir ini dan diulang tahunku yang kelima aku akan meminta kepada Nemis untuk mencabut skill Minerva serta afinitas sihir ini agar aku dapat hidup normal seperti yang ibu inginkan.
Namun aku bukanlah orang yang menarik kata-katanya. Aku telah menerima beban Nemis dan tidak etis jika aku beralasan ingin hidup normal. Maafkan aku ibu, jika aku telah menjadi penyihir aku usahakan menghindari bahaya agar tidak membuatmu khawatir.
"Ini pertama kalinya dalam sejarah ada seorang bayi yang sudah membangkitkan sihir es diumur satu tahun. Paman Agil dan kak Eli, serahkan saja ini kepada Shia."
"Aku pasti akan mengajarinya semua yang aku tahu. Raphael pasti akan menjadi penyihir terkuat di benua ini dan tidak ada siapapun yang dapat mengalahkannya!".
Ibu mengusap air matanya lalu mengangkat ku dan mencium keningku. Dia memelukku lagi lalu berdiri mendekati Anastasia.
"Baiklah. Ajari semua yang kau tahu kepada Raph kecilku, Shia."
•••
Setelah kejadian malam itu, aku pun resmi menjadi murid sang penyihir kerajaan Anastasia Nitemore namun dengan beberapa syarat.
Pertama aku mulai belajar menggunakan sihir ketika ulang tahunku yang ke-4. Kedua aku juga harus belajar berpedang bersama ayah dan sang pahlawan, Regalia Nitemore. Lalu yang ketiga, aku tidak boleh keluar dari desa atau kota sebelum berumur 12 tahun.
Syarat itu semua dari ibu. Mulai malam itu ibu sangat overprotektif terhadapku. Saat aku membaca buku saja dia terus-menerus memperhatikan ku agar memastikan aku tidak menggunakan sihir. Belajar sihir saja belum, bagaimana mau menggunakan sihir.
Oh ya kak Regalia dan kak Anastasia adalah suami istri. Sekarang mereka menetap di desa Ellonir karena peperangan melawan iblis sedang dalam masa gencatan senjata karena pemimpin dari kedua benua sedang tidak bisa mengatur perang. Jadi kak Rega dan kak Shia akan terus mengajariku sampai mereka dipanggil ke medan perang lagi.
Sambil menunggu ulang tahun ke-4, aku belajar membaca bersama kak Shia dan berlatih berjalan bersama ibu. Aku juga dijanjikan ayah dan kak Rega kalau aku sudah bisa berjalan lancar maka mereka akan memulai melatihku berpedang.
Sebenarnya aku tidak tertarik dengan berpedang malah aku lebih tertarik dengan membaca buku bersama kak Shia. Tapi semenjak ada kak Shia, kemampuan Minerva yang biasanya kugunakan untuk mendengarkan isi buku tidak lagi kugunakan.
Oh ya hasil analisis lebih lanjut Hiportemia :
[Lapor. Hasil akhir analisis Hiportemia menghasilkan beberapa skill. Ice Resistance Zwei dan Frostbite sudah ditambahkan. Dengan kedua skill itu anda akan kebal terhadap es dan bisa menggunakan sihir tanpa takut terkena Hiportemia ataupun Frostbite]
Kak Shia juga menjelaskan kepadaku tentang sihir dan element yang saling berkesinambungan.
Di dunia ini ada 6 macam element. Api, Listrik, Angin, Tanah, Air, dan Tumbuhan. Dari keenam element itu terdapat 4 element yang memiliki bentuk kedua yaitu element Api, Air, Tanah, dan Angin.
Api bentuk keduanya adalah Lava, Air bentuk keduanya adalah Es, Tanah bentuk keduanya Batu, dan Angin bentuk keduanya Kabut. Untuk mengakses bentuk kedua, seorang penyihir harus menjalin kontrak bersama Mythical beast yang memiliki sihir element yang sama.
Kak Shia berhasil membuka bentuk kedua sihir airnya dengan menjalin kontrak bersama Mythical beast bernama Conqueror of Frost, Jyalela.
Lalu ada kasus seperti aku, anak dibawah umur 10 tahun yang membangkitkan sihir bentuk kedua tanpa harus menjalin kontrak dengan Mythical beast karena menyerap debuff sihir dari bentuk kedua dinamakan penyihir Gemini.
Di namakan penyihir Gemini karena penyihir ini memiliki salah satu dari 4 element yang memiliki bentuk kedua tanpa harus menjalin kontrak dengan Mythical beast, bisa menggunakan dua sihir element yang berbeda, dan membangkitkan sihirnya dibawah umur 10 tahun.
Sebenarnya hampir semua mahluk hidup yang ada di dunia ini hanya memiliki satu element sihir saja dan itu sudah ada sejak lahir kecuali orang-orang yang memang tidak punya element sihir sejak lahir. Nah untuk penyihir Gemini, sihir element yang dia terima bukanlah sihir yang ada ditubuh nya sejak lahir melainkan sihir yang dia serap dari debuff. Jadi sihir utamanya tidak akan bangkit jika belum menginjak umur 10 tahun.
Karena itu penyihir Gemini dapat memiliki dua jenis sihir element yang berbeda dan hal inilah yang membuat penyihir Gemini menjadi penyihir terkuat yang ada di dunia.
Kata kak Shia, walaupun penyihir bisa mendapatkan sihir element bentuk kedua tanpa menjalin kontrak bersama Mythical beast bukan berarti dia aman-aman saja menggunakan sihir bentuk kedua karena kalau sudah menguasai element bentuk kedua penyihir Gemini harus segera mencari Mythical beast untuk menjalin kontrak agar tidak dimakan oleh sihir sendiri.
Aku jadi sedikit ketakutan karena aku tidak tahu Mythical beast apa yang mau menjalin kontrak bersamaku. Aku masih kecil dan rentan rapuh, Mythical beast pasti enggan menjalin kontrak bersamaku.
Ah sudahlah! Tidak ada gunanya memikirkan itu sekarang. Aku akan menikmati waktuku bersama kak Shia belajar sedikit-sedikit tentang sihir.
Walaupun ibu melarang aku belajar sihir sebelum berumur 4 tahun, tapi aku dan kak Shia diam-diam melanggarnya. Tapi kak Shia hanya mengajariku dasar-dasarnya saja tidak sampai ke cara merapal sihir. Tapi aku sangat menikmati waktuku bersama kak Shia belajar sihir karena penjelasan nya sangat mudah dimengerti dan sangat menyenangkan bagi anak-anak seperti ku.
Kak Shia berjanji kepada ku kalau dia akan mengajariku sepenuh tentang sihir serta cara penggunaan kapasitas mana yang benar.
Sampai sekarang aku baru ingat kalau menggunakan sihir itu memerlukan mana. Apakah aku perlu melatih kapasitas mana ku agar mudah menggunakan sihir?
•••
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu. Di ulang tahun keduaku aku sudah berjalan dan berlarian kemana saja yang aku mau. Di ulang tahun ku yang ketiga aku sudah bisa menulis serta membaca tanpa terbata-bata.
Saat aku berumur 3 tahun, aku sudah berlatih pedang bersama ayah dan kak Rega. Mereka berdua mengajariku memegang pedang dengan benar serta melatih ku berbagai teknik berpedang. Tapi berkat kemampuan ku menggunakan belati dikehidupan sebelumnya, aku dapat dengan mudah menguasai teknik berpedang.
Dalam setengah tahun aku berhasil menguasai teknik yang diajarkan ayah dan diajarkan oleh kak Rega. Mereka tidak menyangka jika anak berumur 3 tahun seperti ku dapat menguasai semua teknik dari dua orang yang memiliki aliran berpedang yang berbeda dalam waktu setengah tahun. Saat itu juga ayah dan yang lain yakin jika aku akan menjadi orang terkuat di benua Midgard walaupun itu hanya bualan orang dewasa.
Karena aku menyelesaikan latihan berpedang dalam kurun waktu setengah tahun, ayah pun berinisiatif mengajariku bertahan hidup di hutan. Ibu awalnya menolak latihan bertahan hidup yang diajukan ayah, tapi aku membujuknya dengan senjata mematikan ku yang tidak dapat ibu patahkan sampai akhirnya ibu mengijinkannya.
"Baiklah. Rega jaga keluargaku ya!".
"Tenang saja paman! Kak Eli akan selalu aman dipengawasan ku."
"Entah kenapa aku merasa suatu saat Rega akan merebut Eli dariku."
Aku tertawa mendengar ketakutan ayah yang tidak akan mungkin terjadi.
"Tenang saja ayah! Jika itu terjadi maka aku akan menghajar kak Rega sampai bonyok!".
Ayah melihat kearahku dengan wajah bahagia. Dia memegang tanganku dengan erat.
"Kalau begitu jika suatu saat terjadi hal seperti itu maka aku serahkan kepadamu, Raph."
"Baik!".
Latihan bertahan hidup di hutan pun dimulai.