Chereads / Raja Bucinnya Kanaya / Chapter 3 - Kanaya hanya milik Al

Chapter 3 - Kanaya hanya milik Al

" Wah... ada bidadari cantik bawak makan, hay cantik kenalin nama Abang Lukas. Adek cantik namanya siap?" kata Lukas yang telah kagum akan kecantikan Kanaya, dan mengunakan jurus gombal mautnya pada Kanaya.

"Jangan macem-macem!" kata Al yang menatap Lukas dengan pandangan tidak suka dan tatapan dinginnya yang sayangnya tidak mempan pada Lukas yang sudah kebal dengan tatapan dingin Al.

"Apasih orang cuman mau kenalan juga? Tante aja gak sewot!" kata Lukas yang mulai mengeluarkan sifat jahil nya.

"Wah kak cantik pasti sering perawatan ya? tanya Lisa dengan atunsias melihat wajah Kanaya yang cantik natural.

"Gak kok dek, kakak gak pernah perawatan kecantikan malah. Mungkin karena kakak rajin mandi aja... hehehehe, sehari kadang sampai 5 kali kalau musim panas sedangkan kalo musim ujan cuman 3 kali." kata Kanaya sambil tersenyum pada Lisa.

"Pantesan, kalau Lisa mah gak hujan gak panas tetap mandi 1 kali sehari!" kata Leon nyindir adiknya itu.

"Lisa kan suka hemat air kak... hehhehe...., "jawab Lisa dengan cengengesan.

"Udah dulu bicara-bicara nya sekarang makan dulu, ni bikinan tante ama calon mantu tante." kata Ayana sambil tersenyum kearah Al, yang tentunya di sambut hangat oleh Al dengan senyum Pepsodent.

"Wah kakak cantik ternyata bakalan jadi kakak ipar aku sebentar lagi, aku bisa sama-sama terus ama kakak cantik dong?" kata Lisa dengan girang, Lisa sudah berumur 15 tahun tapi cara berfikir yang persis seperti bocah 5 tahun.

"Lisa, Kanaya hanya milik Al, milik Al, milik Al titik. Jadi yang bakalan sama-sama Kanaya itu Al bukan Lisa paham!"kata Al yang menjadi ke kanak-kanakan menyaingi Lisa.

"Dasar Abang pelit."kata Lisa menujukan muka kesal ya pada Al.

"Dua bocah rebutan bidadari, Gmgue aja yang di pilih ama dek Kanaya biasa aja. Iya kan dek?" kata Lukas menaik turunkan alis meminta persetujuan dari Kanaya. Lukas ini selain suka tebar pesona merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

"Hahaha... ya gak lah." kata Kanaya dengan spontan tertawa garing, yang menyebabkan senyum dibibir Lukas menjadi luntur dan senyum Pepsodent di wajah Al semangkin lebar.

"Makan duluan, bicara nya nati. Kalau keselek nanti gimana siapa yang mau nolongin?" kata Ayana dengan tegas.

Mereka serempak mengangguk dan melanjutkan makan bersama. Semua hidangan diatas meja tersapu bersih tanpa sisa.

"Al udah gak makan berapa tahun?" kata Leon yang takjub dengan cara makan sepupunya itu. Biasanya Al merupakan tipe orang yang mengatur segalanya termasuk pola makan dan cara makan. Tapi sekarang karena memang masakan Kanaya yang enak membuatnya telah menghabiskan semua lauk tanpa sisa berserta 3 piring nasi.

"Makannya enak banget." jawab Al. hanya tiga kata itu yang keluar dari mulut Al memudian bersandar pada kursi makan karna kekenyangan.

"Enak sih enak, tapi bagi-bagi dong masak iya lauknya Lo abisin sendiri?" kata Lukas yang merasa kesal.

"Masih ada kok didapur bentar ya aku ambilkan, eh...?" kata Kanaya yang ingin mengambil kan lauk untuk Lukas tapi tangannya ditahan oleh Al. Kanya hanya memandang Al dengan tatapan bingung.

"Cari sendiri didapur. Kanaya hanya milik Al." kata Al dengan tegas dan datar.

"Iya gue ngambil sendiri, masih laper gue nanti aja kita debat lagi setelah kenyang." kata Lukas kemudia mengambil Lauk sendiri.

"Bawa kesini semua aja Lu..." kata Ayana mininya keponakan nya itu.

"Siap Tante, lain kali sering-sering aja Kanaya masak ama Tante biar Lukas bisa makan enak dan geratis." ucap Lukas yang sangat suka geratis.

"Dasar gak modal Lu" kata Leon dengan datar.

"Kanaya hanya milik Al." kata Al dengan tegas.

"Ya elah Al, pelit amat lo." kata Lukas datang membawa panci 2 yang berisi makanan dari dapur.

"Bodoh amat!" Jawab Al yang tidak peduli.

"Kanaya kok makannya dikit nak?" tanya Ayana.

"Kanya udah kenyang Ma." kata Kanaya sambil tersenyum.

"Gimana Kanaya mau makan tante, liat tu anak tante dari tadi menggenggam tangan Kanaya terus." kata Lukas yang memperhatikan tangan lukas yang memang belum melepaskan tangan Kanaya.

"Al.....!, bukan muhrim jangan pegang-pegang tangan Kanaya terus." kata Ayana dengan nada tinggi memperingatkan anaknya.

"Kan cuman pengagan tangan ma, Kanaya kan cuman milik Al." kata Al yang malah bersikap ke kanak-kanakan.

"Emang udah gelamar belum pernahkan ?sok ngaku-ngaku aja kamu Al, emang Kanaya kau ama manusia bunglon kayak kamu?" kata Lukas yang sewot memandang jijik pada Al yang menurut nya sangat terlihat seperti bocah saat ini dari pada pria yang berumur 25 tahun.

"Tentunya Kanaya pasti lebih memilih aku dari pada kamu." kata Al dengan datar dan percaya diri.

"Gimana kalau gue yang ngelamar Kanaya lebih dulu dari pada lu... hehhehehe." kata Lukas yang cengengesan sengaja ingin memancing kemarahan Al. Karena Al biasanya sangat jarang marah.

"Kanaya tentu nya tidak akan menerima lamaran mu, iyakan sayang?" kata Al kemudian memandang kedua mata Kanaya. Kanaya yang seakan terhipnotis dengan mata pandangan mata Al tanpa sadar menganggukan kepala nya.

"Ya udah gue akan culik Kanaya kalau gitu!". kata Lukas yang terliha raut wajah dibuat-buat serius.

"Kalau begitu kita akan bertarung sampai titik darah penghabisan." kata Al dengan tegas mukanya sampai memerah sampai kekuping Karana menahan marah pada Lukas.

"Hahahhahahahahahahha, kamu sangat lucu... , lagi pula bagaimana mungkin kau menganggap ucapanku ini serius. Apakah Aku sudah cocok menjadi seorang aktor drama yang diduga oleh ekting yang baik dan wajahku ini lumayan tanpa hehheheehe..," ucap Lukas diselingi tawaran melihat raut muka Al yang merah padam menahan amarah. Sungguh terlalu muka Al sangat lucu pada saat marah bahkan Lisa pun juga ikut menertawakan Al.

"Iya kau sangat benar nak, muka Al memang sangat memerah saat marah dan matanya melotot besar aku saja takut melihat nya hahahhahahahahahahha....." kata Ayana yang juga menertawakan Al.

"Mama...., Kanaya lihat mereka menertawakan ku. Bukan aku besikap wajar jika ada yang ingin merebut mu dari ku aku akan langsung mengajaknya bertarung sampai titik darah penghabisan?" kata Al dengan muka meminta dukungan pada Kanaya.

Sebenarnya Kanaya juga telah susah menahan diri agar tidak tertawa karna muka Al yang baginya terlihat sangat mengesankan.

"Ehemmmm... iya kau benar, tapi Allah mempunyai takdir terbaik untuk kita masing-masing, kau tidak perlu bertarung memperbutkan ku. Karena kalau Allah telah menjadikan kita berjodoh kita akan berjodoh dengan beribu cara apapun kita menghindar, dan kalau kita bukan jodoh walau beribu cara yang kita lakukan untuk bersama kita pasti akan berpisah." kata Kanaya yang tersenyum manis pada Al.

Padahal jauh dari perdebatan antara Lukas dan Al. Leon diam-diam menyukai dan mengamati Kanaya dari tadi tapi tidak ada yang menyadari hal itu karena semua orang fokus pada perdebatan antara Lukas dan Al saja.