Terdengar bunyi telepon genggam Kanaya berbunyi nyaring. Ternyata Uma Sophia telah berusaha menghubungi nya sampai 3 kali panggilan tak terjawab. Kanaya baru saja selesai mandi, kaget karna memang Kanaya lupa memberi kabar pada Uma Shopiah 2 Minggu terakhir ini. Baru saja Kanaya ingin menelpon balik Uma tapi ternyata Uma nya lebih dulu menghubungi nya. Dan dengan tersenyum Kanaya langsung mengangkat panggilan dari Uma Sophia yang sangat dirindukan olehnya.
"Asalamuaikum nak, gimana kabarnya disana? uma sangat merindukan mu. Bukankah sekarang Rara sedang libur semester kenapa gak pulang kerumah Uma nak?" Ucap Uma Sophia dari telpon yang terdengar sangat merindukan anak semata wayangnya itu yang sudah dua ninggu tidak memberikan kabar.
Kanaya hampir menangis, karena menyesal telah membuat keputusan tanpa meminta izin pada Uma terlebih dahulu.
"Waalaikumussalam Uma, maafin Rara ya Uma tadi Rara baru aja selesai mandi dan gak tau kalau Uma telepon. Rara juga rindu Uma dan bapak, rara udah pesan tiket pesawat Uma Rara akan pulang. Nanti jam tiga sore penerbangannya. Sebenarnya Rara mau buat kejutan buat Uma tapi mendengar suara Uma yang sedih Rara merasa sangat bersalah. Maafkan Rara... Uma." kata Kanaya sambil menahan tangisnya. Uma dan semua keluarganya yang berada di kampung Memeng selalu memanggil Kanaya dengan panggilan kesayangan yaitu Rara.
Hidup selamanya ini memang sangatlah berat bagi Kanaya, harus berjuang mencari pekerjaan sampingan untuk biaya S2 yang sedang ditempuhnya. Kanaya bukan tipe orang yang suka merepotkan orang tuanya, Kanaya tau kehidupan orang tuanya yang juga pas-pasan. Kanaya harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita nya dan juga membahagiakan Uma Sophia dan bapak yang telah merawatnya selama ini dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.
"Apakah kamu masih memiliki uang nak? Uma telah mengirimkan sedikit uang tadi ke nomor rening mu." Kata Uma shopia pada Kanaya, Uma shopia memang sering mengirim kan uang pada Kanaya walaupun jumlahnya tidak banyak tapi itu merupakan bukti kasih sayang seorang Uma pada anaknya. Maklum saja Uma dan bapak hanya berkerja sebagai buruh tani dan penghasilan mereka tidak banyak bahkan sangat pas-pasan, tapi mereka selalu memberikan yang terbaik untuk Kanaya.
"Terimakasih Uma..., uang itu akan Rara gunakan untuk untuk membeli beberapa hadiah kecil untuk Uma dan ayah." kata Kanaya yang merasa sangat bersyukur masih memiliki Uma yang sangat sayang padanya.
"Tidak perlu Rara sayang itu adalah uang mu nak, simpanlah untuk keperluan mu. Uma sudah merasa cukup senang jika kau datang kerumah dengan keadaan sehat." Kata Uma shopia dengan penuh kasih sayang.
"Terimakasih Uma, tapi Rara akan tetap membelikan hadiah kecil untuk umah dan bapak nanti. Bapak sehat kan Uma?" tanya Kanya.
"Alhamdulilah sehat nak, sekarang bapak mu itu sedang sibuk berkerja di sawah membantu tetangga menanam padi. Bapakmu juga sangat ingin berbicara dengan mu nak dia selalu menanyakan (kapan Rara pulang, aku sangat merindukan putri ku itu). Dia selalu mengucapkan hal itu semenjak 2 Minggu terakhir ini." Kata Uma shopia menjelaskan tentang suminya itu.
Rara bahkan telah meneteskan air matanya yang tadi mengalir pelan menjadi deras, Bapaknya yang biasanya bersikap sering marah seakan seperti tidak mempedulikan nya ternyata sangat menyayangi nya. Ternyata jarak yang telah Allah ciptakan antara Rara, Uma dan bapak
bisa menunjukkan bertapa berharga nya Rara dimata mereka selama ini.
"Maaf Uma Seperti nya Rara harus segera berkemas agar bisa bertemu Uma dan bapak secepatnya, Assalamualaikum Uma Rara Sayang Uma dan bapak...," kata Kanaya yang langsung menutup telepon, dan melanjutkan menangis nya.
"Ya... Allah.... hamba sangat bersyukur mengetahui bapak yang ternyata sangat menyayangi hamba..., Dan hamba juga merasa sangat bersyukur telah dipertemukan dengannya kembali dengan versi dirinya yang lebih baik..., tolong ya Tuhanku yang maha menguatkan hati kuatkan hati yang lemah ini untuk kuat ikhlaskan dia yang bukan siapa-siapa ku." ucap Kanya di sela-sela tangisnya. Kanaya menangis tersedu-sedu selamat 10 menit.
"Astagfirullah halazimmm, astagfirullah halazimmm, astagfirullah halazimmm." Ucap kanaya setelah tersadar karna telah bahwa telah terlalu larut dalam kesedihannya. Kemudian kanaya langsung berkemas untuk membawa barang yang akan dibawa pulang, dan memesan secara online kado untuk Uma dan bapak tadi, sebenarnya Kanaya telah memesan kado itu sebelum Uma menelpon.
Kanaya mendapatkan uang bonus karna giat berkerja. Dan sekarang Kanaya akan berhenti berkerja dari perusahaan Al itu tanpa surat pengunduran diri. Atau lebih tepatnya kanaya kabur melarikan diri tanpa membawa apa-apa.
"Apakah pak Al akan mencari ku ya nanti ketika dia menyadari aku hilang?" pikir Kanaya.
"Rara jangan terlalu berharap kau tahu kan pak Al sudah dijodohkan papanya tadi, sarang lupakanlah dia." batin Kanaya menyadarkan dirinya sendiri.
"Pak Al pasti kan bahagia bersama dengan perempuan yang telah dipilihkan oleh papanya itu". Ucap Kanya yang berbicara pada dirinya sendiri.
"Paket, paket, Pakat. Atas nama Kanaya Sabenie Amora." kata mamang kurir dari luar gerbang kosan.
"Iya mang tunggu bentar." teriak Kanya yang kemudian mengenakan jaket karna bajunya lengan pendek.
"Ni neng, jangan lupa tanda tangan sebagai tanda bukti barang udah diterima" kata mamang kurir itu.
"Udah." ucap Kanaya.
Kemudia kanaya memesan grab car untuk pergi ke bandara karna barang-barang yang dibawanya lumayan banyak.
"huft... selesai. selamat tinggal kenangan manis Pak Al sepertinya aku akan berlibur lama di kampung halaman." ucap Kanaya tanpa sadar saat pesawat terbang dari Jakarta ke Lampung telah melaju kencang.
Sampai dirumah Uma dan bapak
"Assalamualaikum Uma..., bapak... Rara pulang." kata Kanya yang baru saja keluar dari bis yang di tumpangi nya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulilah nak akhirnya kamu datang, bapak sangat merindukan mu nak. Rara sehat kan nak ?" ucap bapak dengan penuh kerinduan pada putrinya, dan langsung memeluk putri semata wayangnya itu dengan penuh kasih sayang.
"Bapak..., alhamdulilah Rara sehat, bapak sehat juga kan? lihatlah sekarang bapak bertambah kurus apakah semenjak Rara jauh Rara selalu membebani pikiran bapak?" ucap Kanaya di sele-sela tangis nya sambil membalas peluk bapak. Bapak hanya menggelengkan kepalanya .
"Anak Uma udah datang, gak peluk Uma malah peluk bapak padahalkan tadi Uma loh yang telepon Rara dan bilang bahwa Uma kangen" kata Uma shopia yang pura-pura merajuk.
Kanaya langsung tersenyum pada bapak dan mereka berdua langsung memeluk Uma secara bersamaan.
"Uma jangan marah Rara baru aja pulang masak gak di kasih senyuman, Rara pergi lagi aja kalau gitu!" kata Kanaya yang pura-pura ingin pergi lagi saat melihat Uma shopia yang tidak tersenyum.
"Eh, eh, eh baru aja datang beberapa detik yang lalu udah mau ninggalin Uma lagi. Rara gak boleh kemana-mana Rara disini aja ya temani Uma dan bapak dirumah. Rumah ini sepi banget kalau gak ada Rara." ucap Uma Sophia yang tidak ingin Anaknya pergi.
Kanaya pun hanya tersenyum bersamaan bapak, dan memeluk Uma secara bersamaan. Mereka seperti keluarga bahagia yang sangat bahagia akan kesederhanaan.