Chereads / Raja Bucinnya Kanaya / Chapter 15 - Penjelasan Mama

Chapter 15 - Penjelasan Mama

"Mama.....," ucap Aira dengan mata berkaca-kaca.

"Putri sulung ku... Aira...." ucap Rahma sambil tersenyum dengan mata berkaca-kaca mentap rindu putri sulungnya itu.

Aira langsung berlari dan memeluk Mamanya tanpa memperdulikan Arkan yang kebingungan dan hanya mengikuti langkah kaki Aira dari tadi.

"Maa.... Aira kangen...., ayo kita pulang kerumah Papa dengan Aurora dan bang Ray...." ucap Aira sambil terisak.

"Tapi nak Mama dan Papamu tidak bisa tinggal bersama lagi," ucap Rahma.

"Apa yang kau katakan istriku.... kita bisa tinggal bersama lagi kau tetap istriku....!" ucap Jalal dengan tegas.

"Tidak kau ingatkan bahkan aku telah menandatangani surat cerai kita dan kau juga.....," ucap Rahma sambil menagis memeluk Aira.

"Tapi aku tidak pernah menandatanganinya, aku tidak mau berpisah dengan mu... tolong maafkan aku," ucap Jalal dengan merasakan sangat bersalah.

"Ini semuanya bukan hanya sebatas kata maaf tapi... kita Telah berpisah lama, bahkan kau dengan teganya memisahkan ku dengan kedua putriku tanpa kabar padahal aku dan Ray kelalu mencari keberadaan kalian," ucap Rahma menganggukan kegunaan hatinya selama ini.

"Tidak aku tidak pernah menghindari mu dan Ray aku hanya melakukan yang terbaik demi kesembuhan Aira dan aku mengakui aku kehilangan Aurora ketika dibandara itu karna kondisi Aira yang drop aku lalai mengawasi putri bungsu kita yang sangat aktif," ucap Jalal yang mengakui kesalahannya.

"Iya Mama...., Papa benar, Aira hampir berhasil sembuh Karan perjuangan papa yang selalu membawa Aira untuk pergi berobat agar penyakit kangker darah Aira sembuh." ucap Aira sambil memeluk erat tubuh Rahma.

"Maafkan mama nak, Mama bahkan gak ada disaat kamu membutuhkan Mama..., Mama bukan mama yang baik..." ucap Rahma sambil memeluk tubuh Aira dengan erat.

"Mama baik kok.... Aira sangat paham perasaan Mama keadaan memaksakan kita harus berpisah sementara dan kak Ray mungkin sudah sangat membenci kami...." ucap Aira kembali terisak.

"Tidak nak, Ray tidak pernah membeci Aira dan Papa dia hanya sedikit kecewa pada papanya yang tidak menjelaskan tentang kejadian yang sebenarnya." ucap Rahma sambil memeluk Aira mentap wajah putri sulungnya itu.

Arkan hanya diam memperhatikan dari kejauhan Aira yang terlihat senang bercampur sedih saat bertemu dengan Mama dan Papa.

"Semoga kali ini kau akan mendapatkan keluarga mu yang utuh sahabat ku." ucap Arkan sambil memandang kearah Aira.

Ditempat lain Ray dan Al sedang berebut ingin menggandeng tangan kanannya tapi Kanaya malah memutuskan bahwa dia tidak mau digandeng dan bisa jalan sendiri.

"Dek, ayo temuin mama sama abang," ucap Ray yang menarik tangan Kanaya.

"Gajak sih ngajak tapi gak perlu gandeng tangan juga, sini Rara sama Al aja ya," ucap Al yang tersenyum manis menarik tangan kanan kanaya yang tadi di pegang Ray.

"Udah gue bilang sob bukan mahrom!" ucap Ray yang menepis tangan Al.

"Ya elah sob gue kan calon suaminya," ucap Ray yang protes.

"Calon suami pala Lo, kapan Lo pernah lamar adek gue?" ucap Ray dengan malas buang kemudia merangkul Kananya.

"Iya pak Al jangan ngaku-ngaku, bang gak perlu ngerangkul juga Kanaya bisa jalan sendiri kalian gak perlu berantem. Nah itu Aira, Mama dan Papa..," ucap Kanaya yang kemudian berlari kearah Aira.

"Yang jangan lari-lari.... nanti jatoh!" ucap Al memberikan perhatian.

"Iya dek jalanya pelan-pelan aja," ucap Ray uang mengikuti Kanya dengan langkah cepat.

Langkah Ray berhenti karna menemukan keberadaan Arkan yang merupakan sahabat dari Aira. Ray menyapa Arkan terlebih dahulu sedangkan Al terus mengiti langkah kakinya Kananya.

"Hay Arka....., kok Lo bisa disini???" tanya Ray yang menatap Arkan yang tampak bingung.

"Iya Bang. Arka tadi nganterin Aira dan kebetulan lagi ngenjanin bisnis juga disini." ucap Arka.

"Oooh.... jadi tadi adek-adek gue perginya bareng kamu, yaudah ayo kita samperin mereka. Habis ini kita bahas soal bisnis lagi." ucap Ray yang tersenyum.

"Iya bang ayo.....," ucap Arka yang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan lebih dengar dengan sahabat yang diam-diam dicintainya itu.

Kanaya datang menemui orang tuanya yang sedang menangis dan bahkan Aira juga sedang menangis.

"Mama...., Aira...., Papa... kenapa kalian menangis?" tanyakan Kanaya.... yang merasa bingung.

"Aurora sini nak." ucap Rahma yang tersenyum lembut".

Kanaya yang bingung pun menatap bingung kearah Mamanya dan kemudian mendekat, Kanya kaget karna tiba-tiba Rahma dan Aira mendekapnya sambil menagis dan Kania hanya memendam heran kearah Jalal seaakan berta "Mereka kenapa?" Jalal pun membelas tatapan bingung Kanaya dengan seakan berkata "Peluklah mereka nak."

Jalal berdiri dan disamping ada Al yang sedang menyaksikan keluarga yang telah lama berpisah ini akhirnya bertemu kembali.

Al tidak pernah menyangka kalau rekan bisnisnya Papanya adalah Ray yang merupakan Papa dari sahabat sekaligus waniata yang dicintainya.

Setelah meluruskan kesalah pahaman sekarang mereka pergi untuk mekan malam bersama yang merupakan keinginan dari Kanaya dan Aira.

"Papa akan pergi makan malam nanti kan?" tanya Aira Kanaya melihat Ayahnya yang terlihat sedang ragu.

"Iya nak, Papa akan melakukan apapun demi kebahagiaan kalian semuanya." ucap Jalal.

Di tempat lain Kanaya sedang bersama dengan mamanya yang terlihat seperti orang bingung.

"Mama akan pergi makan malam bersamakan nanti?" tanya Kanaya.

"Tentu saja sayang, Mama akan melalaikan apapun demi kebahagiaan kalian." ucap Rahma yang tersenyum manis pada Kanaya.

"Terimakasih Ma....." Rara sayang Uma.

"Uma?" tanya Rahma dengan Bingung.

"Maaf Mama maksud Rara Mama...." ucap Kanaya sambil menunduk.

Karena sejujurnya Kanaya sangat merindukan umunya juga walaupun umanya telah mengusirnya tapi hatinya tetap percaya bahwa pada saat itu Uma hanya sedang emosi dan marah padanya.

"Kamu merindukan Uma shopia ya nah, nanti kita akan menemuimu dan menjelaskan semuanya dia pasti salah paham." ucap Rahma sambil memeluk Kanaya.

"Iya Mama... terimakasih, Kanaya telah bersalah pada Uma...., apakah Uma akan memaafkan Kanaya nanti?" ucap Kanya dengan perasaan ragu.

" Tentu saja nak, Uma mu itu sangat menyayangi mu. Dia hanya sedikit kaget dan takut kehilangan mu saja makannya dia marah, percayalah marahnya itu adalah bentuk kasih sayang padamu.... nak." ucap Rahma menjelaskan.

"Ayo ma... dek, kita berangkat. Sebenarnya aku sangat malas kalau bukan karna telah berjanji." ucap Ray setengah malas.

"Abang jadi tidak mau menepati janji Abang?" tanya Kanaya yang memicingkan matanya.

"Mau kok dek," ucap Ray yang tersenyum terpaksa.

"Kok senyum nya gak iklas???" tanya Kanaya yang menaikkan turunkan alisnya.

"Iklas kok dek, iklas banget.... nie...," ucap Ray yang berusaha tersenyum iklas didepan adeknya.

"Kalian ada-ada aja deh...," ucap Rahma yang tersenyum menatap putaranya dan putri bungsunya bergantian.