"Honey!!"
Mata yang tertutup dalam waktu lama seketika terbuka lebar setelah pemiliknya meneriakkan satu kata. Napas Azka terengah-engah, keringat dingin memenuhi pelipisnya.
"Lo udah bangun?" Dito yang duduk di kursi yang ada di ruang rawat Azka menatap Azka dengan tatapan malas.
Dito merasa tak rela karena waktunya terbuang hanya untuk menjaga Azka padahal dirinya juga pasien. Apalagi Dira menjauhkannya dari Felysia, gadis yang sudah menjadi miliknya. Dito ingin melontarkan sumpah serapah pada seseorang untuk melampiaskan kekesalannya. Sekarang, di depannya ada Azka tentu saja sangat pas untuk dijadikan target Dito.
"Udahlah mending lo tidur lagi aja. Bila perlu enggak usah buka mata untuk selamanya. Jadi cowok enggak ada gunanya banget. Seringnya bikin adik gue nangis. Udah itu lo nyusahin banget. Minta dibeli sama adik gue dengan uangnya?! Dasar sinting!"