Mata Azka terbelalak, alisnya terajut erat karena merasakan rasa sakit yang luar biasa. Azka tahu bahwa semua yang Dira katakan katakan mengenai dirinya akan mengizinkan Azka melakukannya hanyalah sebuah kebohongan. Jikalau itu kebenaran pun Azka tidak akan pernah mengambil pilihan tersebut. Dira awalnya mungkin tidak keberatan, tapi setelah semuanya berlalu pasti akan ada penyesalan yang dirasakan oleh Dira.
Azka tidak ingin merusak gadisnya dan berbuat biadab hanya karena tidak bisa mengontrol dirinya dari pengaruh obat. Azka lebih baik menyakiti dirinya sendiri sampai mati daripada harus membiarkan dirinya merusak gadis yang dia cintai.
"H-Honey... Uhuk..."
Azka terdesak oleh rasa sakit, tangannya yang memegang gagang gunting mulai gemetar. Cengkeramannya bahkan tak mengendur sedikitpun dan terus membenamkan gunting berkarat tersebut pada pahanya untuk membuat pikirannya jernih.