"Bahkan jika aku mati, aku tidak akan membuatmu ikut mati bersamaku. Lebih baik kamu tidak perlu tahu untuk selamanya dan menungguku dengan harapan bahwa aku akan kembali padamu daripada kamu menderita oleh kesedihan seumur hidupmu." (Azka)
*****
Atmosfer dalam sebuah ruangan yang sempit dan terdapat banyak bangku yang sudah rusak maupun peralatan yang berkarat terasa mencekam. Dira berdiri di ambang pintu dengan mata menatap suram adegan yang tersaji di depannya.
Dira melihat Monic yang mengabaikan kehadirannya dan tetap fokus pada kegiatannya sendiri. Tangan Monic mulai meraba tulang selangka Azka yang berkilau karena tetesan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Napas Azka semakin memberat seiring dengan kerasnya rangsangan yang ditimbulkan oleh obat maupun sentuhan Monic.