"Di dunia ini, semua orang pasti ingin kehadirannya disambut dengan suka cita bukannya dengan tatapan dingin dan mematikan." (Angel)
*****
Suara helaan napas keluar dari mulut Azka. Matanya terpejam menikmati semilir angin yang memberinya rasa sejuk. Punggungnya bersandar di pohon berdaun lebat yang ada di taman belakang sekolah. Kesejukan mendinginkan kepalanya yang mendidih karena banyaknya pikiran yang memenuhi kepalanya. Rasanya kepala Azka akan meledak kapan saja jika ada satu lagi pikiran yang mengganggu.
"Honey.." Azka bergumam pelan saat di pikirannya dipenuhi dengan wajah Dira.
Dira yang dulunya seperti binatang buas jika di hadapannya, sekarang Dira menjadi kelinci manis membuat Azka semakin mencintainya. Sayangnya... banyak masalah yang menimpanya sejak kehadiran Dira. Jati dirinya, kematian ibunya, dan ayahnya yang bermusuhan dengan ayah Dira. Semua kebenaran yang terungkap secara beruntun itu menampar Azka dengan telak.