"Tak perlu diucapkan dengan kata, karena jika cinta, dia dapat merasakannya hanya dengan perhatiannya." (Dira)
****
"Aw! Pelan-pelan, Honey!" Azka meringis kesakitan saat lebam-lebam di wajahnya sedang dibersihkan oleh Dira.
Dira hanya memutar bola matanya, tangannya dengan sengaja menekan luka Azka membuat pemiliknya memekik. "ADUH! Sakit! Kamu kok sengaja sih bikin luka aku tambah sakit."
Azka melotot kesal pada Dira yang menatapnya datar. Hell! Kenapa Dira yang disalahkan di sini? Semuanya salah Azka yang dengan keberaniannya memporak-porandakan wilayahnya.
"Oh, jadi kamu nyalahin aku, iya? Ya udah aku enggak mau mengobati luka kamu!" Dira membuang kapas yang tadinya dia gunakan untuk membersihkan luka Azka. Tangannya dengan kasar menyingkirkan kotak P3K. "Obati luka kamu sendiri! Enggak usah manja jadi cowok!"
"Tapi, Honey---"
"Bodo amat! Aku enggak denger!" Dira menutup kedua telinganya dengan telapak tangan berpura-pura tidak mendengar perkataan Azka.