Atmosfer di meja yang berada di sudut aula pesta terasa mencekam. Suasana bersahabat sudah tak lagi terlihat dari orang-orang di meja tersebut. Hanya ada satu orang di meja tersebut yang menyaksikan kejadian di depannya dalam diam.
Dira, perempuan itu mengedipkan mata beberapa kali karena tak percaya mendengar ucapan yang begitu mengena di hati dari Natalie. Ah, hampir saja dia lupa bahwa Natalie pakarnya dalam berbicara pedas dan tidak mengenakkan hati.
Dira meletakkan siku tangannya di meja dan bertopang dagu, bersiap untuk menonton kembali masalah yang akan terjadi di depannya. Tak ada niatan sama sekali untuk membantu Natalie karena Dira yakin Natalie pasti bisa menyelesaikan dua orang perempuan tambahan di meja mereka.