Dimas membaringkan tubuhnya di kasur yang berada di kamarnya. Dimas sudah pulang bekerja sehingga dia sedang bersantai meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku karena terlalu lama duduk dengan laptop yang terus dilihat tanpa henti.
Dimas memiringkan tubuhnya dengan pikiran penuh. Walaupun dia berusaha melupakan kejadian tadi pagi, tetap saja pikirannya selalu tertuju pada kejadian tersebut. Jemari Dimas meraba luka yang ada di bibirnya. Dia meringis saat merasakan perih pada luka tersebut.
"Ah, kacau sudah..." Dimas mengacak-acak rambutnya dengan wajah memerah.
Seingat Dimas, dia belum pernah berciuman dengan siapapun. Tapi, Natalie dengan beraninya menyambar bibir Dimas dan bahkan meninggalkan tanda di lehernya. Padahal tidak demikian, Dimas dan Natalie sebenarnya sudah pernah berciuman hanya saja Dimas melupakan memori tersebut.