"Honey..." Azka memanggil Dira yang kini sedang bersandar di bahunya. Mereka berada di taman yang ada di halaman depan mansion. Bisa saja Dira memilih taman belakang, tapi Aditya melarangnya karena khawatir Azka akan macam-macam dengannya.
"Hm, kenapa, Az?" Dira mengendus aroma yang keluar dari tubuh Azka. Sangat menyegarkan dan membuat suasana hati Dira menjadi damai. Adapun Azka terlihat malu saat Dira mengendus dirinya. Telinga Azka terlihat memerah dengan jantungnya yang berdetak kencang.
Napas Azka memberat dengan dada yang naik turun. Punggung Azka disandarkan pada kepala kursi, mata Azka terpejam erat dengan telapak tangan yang menggosok wajahnya sendiri supaya tetap waras. Azka tidak lupa bahwa mereka kini masih diawasi oleh kedua orang tua mereka. Azka bahkan merasa punggungnya serasa akan berlubang karena tatapan menusuk dari arah belakang.
Azka membuka mata dan meletakkan telapak tangannya di puncak kepala Dira. "Apa kamu senang?"