Dira mengamati tangan kanannya yang terbalut perban dan menggunakan penyangga tangan. Baik telapak tangan maupun punggung tangan, semuanya terluka dan memberikan rasa nyeri yang luar biasa.
Walaupun Dira kuat secara fisik, dia masih tidak suka dengan rasa sakit. Lagipula dengan menjadi kuat bukan berarti akan menjadi tahan dengan rasa sakit.
"Di Black Angel sudah enggak ada masalah. Apa gue harus ke bekas markas Black Eagle aja?" Dira menimbang-nimbang apakah dia harus ke markas Black Eagle yang berhasil dia rebut. Tapi, dengan keadaan tangannya yang menyedihkan, Dira tidak yakin apa dia bisa mengendarai mobil.
Dira mengendikkan bahunya acuh tak acuh. Kaki jenjang Dira melangkah mendekati mobil jip yang sebelumnya dia gunakan untuk pergi ke mansion. Berhenti di samping badan mobil, Dira menarik bodyguard Black Angel yang lewat secara acak. Dira berhasil menangkap tangan anggota Black Angel yang sepertinya masih baru.
"N-Nona, apa yang--"