Edward ikut terpukul melihat Nick yang menangis karena kehilangan sang ayah. Jasad Leskar sudah dibawa ke ruangan di mana semua jasad yang ada dikumpulkan menjadi satu dalam satu ruangan.
"Nick, apa kamu sudah tenang?" Edward setia duduk di samping Nick yang tenggelam dalam pikirannya sendiri. Nick sudah tidak sehisteris sebelumnya. Akan tetapi, diamnya sekarang membuat Edward was-was. Memang Nick orang yang pendiam, hanya saja diamnya kali ini sangat berbeda dari hari-hari biasa.
Edward mendaratkan tangannya di bahu Nick, sehingga membuat Nick tersentak. "Nick, jangan memikirkan kejadian yang sudah berlalu. Kamu hanya perlu menerimanya dengan lapang dada. Ini demi kebaikanmu sendiri. Percayalah."
Nick menundukkan kepala, wajah muram Nick terpapar jelas membuat Edward merasa bersalah karena ucapannya seakan tak memikirkan perasaan Nick sama sekali. Tapi, sampai kapan terlarut dalam kesedihan? Lagipula, jika Leskar masih hidup, dia pasti akan menyetujui ucapan Edward.