Tok tok tok!
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, Ratih pun segera bangun dari atas kasurnya.
"Iya sebentar!" teriak Ratih sambil menghapus air matanya.
Ceklek!
"Larisa, kamu sudah pulang?" tanya Ratih.
"Iya, Bu. Ibu baik-baik saja, 'kan selama aku pergi?" tanya Larisa.
"Iya, Ibu baik-baik saja," sahut Ratih.
Lalu Larisa pun duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu.
"Kamu mau makan apa? biar Ibu siapkan?" tanya Ratih.
"Ah, tidak usah Bu, aku sudah makan di rumah Ayah," jawab Larisa dengan santai.
Dan mendengar Larisa memanggil Wijaya dengan sebutan Ayah, membuat Ratih menjadi sedikit kesal. Ratih menatap Larisa sesaat dengan wajah yang mengisyaratkan ketidak sukaannya itu.
Larisa melihat ekspresi wajah ibunya yang tampak kecewa, Dan seketika dia langsung menunduk sambil berkata, "Maaf, Bu." Ucap Larisa.
Dan Ratih pun menarik nafasnya dengan pelan dan panjang.
Dia berpikir jika ketidak sukaannya itu sangatlah wajar tapi tidak harus dia ungkapkan.