"Eh, kalian ngapain di sini? kalian mengikutiku ya?" tanya Seruni ketus.
"Iya, kami sengaja mencarimu, karna kami sedang ingin memberitahu sesuatu yang penting kepadamu," tukas Tyas.
"Memberitahu apa?! tolong jangan ganggu waktu santaiku dengan keluargaku!" cantas Seruni.
Lalu Tyas mengeluarkan surat berdarah itu dari sakunya.
"Lihat ini," Tyas menaruh surat itu secara paksa ke tangan Seruni.
"Apa ini?!" tanya Seruni.
"Itu surat berdarah, yang ada namamu di dalamnya, yang artinya nyawamu dalam bahaya!" tutur Tyas.
"Cih! terus aku harus percaya?!" Seruni melempar kertas itu ke tanah.
"Eh, Bu Seruni, jangan di buang, surat itu adalah surat peringatan, bahkan sebelum, Bu Amara meninggal saya juga mendapatkan surat yang sama. Jadi sebaiknya Bu Seruni akui perbuatan Bu Seruni di kantor polisi sebelum dia membunuh Bu Seruni seperti dia membunuh Bu Amara!" tukas Larisa.