"Papa, yang sabar ya," tukas Raisa seraya menepuk-nepuk pundak sang ayah.
"Terima kasih, Raisa. Apa itu artinya kamu sudah mamaafkan, Papa?" tanya Surya.
Raisa pun menganggukkan kepalanya, "Iya, Pa. Raisa sudah memaafkan, Papa," jawab Raisa.
"Terima kasih, Raisa, Papa sangat bersyukur mempunyai anak sebaik kamu, kamu masih mau memaafkan Papamu, ini meskipun Papa kamu ini memiki kesalahan yang cukup besar kepadamu,"
"Iya, Papa. Raisa gak mau membenci, Papa, terlalu lama, karna bagiamana pun,
Papa ini adalah orang tuaku, ada darah papa yang mengalir dalam tubuh Raisa," tutur Raisa.
"Terima kasih, sayang, terima kasih," tukas Surya seraya memeluk tubuh putri sulungnya itu.
Dari dalam kamarnya, Rima mulai mendengar pembicaraan Raisa dan Surya.
Tentu saja hal itu membuatnya merasa sangat terganggu dan kesal.
"Raisa! " teriak Rima memanggil Raisa.
"Iya, Ma!" jawab Raisa.
"Usir orang asing itu!" perintah Rima.
"Tapi, Ma ...."