Dalam sunyinya malam, Nindi masih terjaga.
Dia masih meratapi kepegian sang putri.
Sambil memandang foto Jeninna, tampak kedua netra Nindi mulai mengeluarkan butiran bening.
"Jeninna, Mama kangen, Sayang," tukas Nindi.
"Mama, bersumpah tidak akan membiarkan mereka hidup tenang. Kematian mu itu tidak masuk akal, dan Mama sangat yakin semua ini ada hubungannya dengan mereka!" ujar Nindi.
Nindi memeluk potret Ninna yang ada dalam bingkai itu.
Dia memeluknya sembari menangis hingga terlelap.
"Mama, kangen ...."
"Mama,"
"Mama,"
"Mama ...,"
"Ninna! Apa itu kamu?" seketika Nindi pun terbangun dari tidurnya.
"Tadi yang memanggil itu, mirip Ninna, suaranya benar-benar sangat mirip Ninna." Tukas Nindi.
Lalu Nindi pun memutuskan untuk tidur kembali, karna dia tahu jika yang baru saja dia alami itu hanya perasaannya saja.
"Mama!"
"Mama!"
Suara itu kembali terdengar, dan yang kali ini terdengar sangat jelas sekali.