Beberapa hari setelah kematian Ninna, keadaan sekolah terasa sangat senyap, di dalam kelas Raisa juga tampak bersungguh-sungguh mengajar para muridnya, tak ada lagi yang perlu dia sindir dan dijatuhkan mentalnya untuk membalaskan dendamnya.
Ninna sudah tidak ada, tidak perlu lagi Raisa membuang tenaganya untuk melawan kenakalan Ninna.
Sedangkan di dalam ruangan kepala sekolahnya.
Rasty tampak sangat murung dan hanya bisa terdiam membayangkan kenyataan pahit ini.
Keponakan tersayangnya sudah tidak ada.
Tidak ada lagi yang membuatnya pusing karna berhalusinasi yang tidak-tidak.
Tapi karna mengingat hal itulah yang membuatnya merasa sangat bersalah.
Harusanya dia lebih mendengarkan Ninna, agar Ninna bisa tetap masih hidup sampai sekarang.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Kenapa semua ini terasa sangat aneh. Bahkan bukan hanya aneh tapi menyeramkan," gumam Rasty.