Esok harinya, tubuh Rima tampak mengigil kedinginan.
Terbaring di atas ranjang dengan seluruh tubuh yang di balut dengan selimut tebal, Rima tampak terus mengigau dan meracau tidak jelas.
"Iya, Sayang, Mama pasti akan membalas orang-orang yang sudah jahat sama kamu!"
"Eliza, jangan takut, ya! Tante jahat itu tidak akan berani menyentuh kamu lagi! Mama berani jamin!"
Mulut Rima tak henti-hentinya mengigau.
Ceklek!
"Mama!" tukas Raisa yang baru saja pulang dari London.
"Mama, kenapa?"
Raisa memegang bagian kening sang Ibu.
"Badan, Mama panas! Mama demam!"
Dengan segera, Raisa memapah tubuh sang ibu dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
"Ayo, kita ke rumah sakit!" ajak Raisa.
"Mama, baik-baik saja! Eliza! Mama gak apa-apa!" celoteh Rima.
"Ya ampun, Mama! Eliza udah gak ada, Mama, ini Raisa!" jelas Raisa.
"Iya, sebentar lagi, Kaka kamu Raisa akan datang, sabar ya, nanti rumah kita akan kembali ramai," ujar Rima lagi.