Kemudian Melisa menghentikan tangannya sejenak, dia sudah tidak tertawa lagi.
Wajahnya terlihat membiru di penuhi luka lebam dan sebagian sampai berdarah-darah, terutama di area bibir dan hidung.
"Hik... hentikan, sakit, tolong ...." Mohon Melisa.
Dan dadanya kembali terasa sesak serta tak bisa lagi dia mengendalikan tubuhnya.
Tangan bergerak-gerak tak terkendali memukul dan menampar lalu dia meraih sebuah pisau yang tadi terjatuh di tanah.
"Tolong jangan! Jangan!" teriak Melisa.
Tapi tangannya malah mencengkeram kuat bagian sisi pisau hingga mengucur darah segar dari telapak tangannya.
Kedua netra Melisa meneteskan butiran air mata dengan wajah meringis kesakitan.
Tapi bibirnya kembali tertawa-tawa dengan lantang.
Haha haha haha haha haha!
Haha haha haha haha haha!
Haha haha haha haha haha!