"Ya, habisnya mau gimana lagi, nanggung, kan, kalau gak selesai hari ini juga," jawab Mentari.
"Iya, deh,"
Perlahan Alvin membelai rambut Mentari dengan lembut.
Dan setelah itu dia memegang wajah Mentari dengan kedua tangannya.
"Tari, boleh enggak?" tanya Alvin.
"Boleh apa, Vin?" tanya balik Mentari dengan polosnya.
"Emm, yang tadi siang," jawab Alvin.
"Hah, yang tadi siang ...?" Mentari nampak bingung dan menggaruk-garuk kepalanya.
"Yang ini, Tari,"
Cuuup....
Alvin mencium bibir Mentari dengan hangat.
Sedikit melumatnya dengan lembut, netra Mentari melebar tajam karna ini adalah ciuman yang pertama bagi Mentari, yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
Jantung Mentari, berdetak sangat kencang sekali bahkan kali ini benar-benar serasa ingin copot.
Dan tubuhnya terasa lemas karna tak bisa berbuat apa-apa, dia ingin menolaknya, tapi dia tidak tega melihat wajah Alvin.
Dan dalam hatinya sangat takut jika ada orang yang melihatnya.