Chereads / Bullying And Bloody Letters / Chapter 214 - Sebuah Cincin

Chapter 214 - Sebuah Cincin

"Tari, kenapa melamun, ayo jawab kamu mau, kan berpindah kamar demi aku?" tanya Sandra.

"Tapi, kamar yang lain kan banyak, Kak, kenapa Kak Sandra tidak memilih salah satu saja?"

"Aku tidak mau, karna aku hanya merasa nyaman di kamar ini," pungkas Sandra.

"Oh, ya sudah kalau begitu aku akan pindah ke kamar yang lain," ujar Mentari dengan terpaksa.

Dimas mendengarkan hal itu, meski mereka berbicara pelan dan menjauh darinya. Tapi tetap saja, Dimas menangkap pembicaraan Mentari dan Sandra.

Apa lagi Mentari tampak mulai merapikan barang-barangnya.

"Tari, kamu mau kemana?" tanya Dimas.

"Aku mau pindah ke kamar sebelah, Om. Dan biarkan kamar ini, Kak Sandra yang menempati saja," ujar Mentari.

Dan Dimas pun reflect menggelengkan kepalanya.

"Sandra, Sandra, baru saja Papa berusaha untuk percaya, tapi kenapa kamu malah mengecewakan Papa," ujar Dimas.

Dan Dimas berjalan mendekati Sandra.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS