Setelah beberapa menit berlalu mobil pun berhenti di depan rumah Ane.
"Di sini kan alamatnya?" tanya sopir taksi.
"Enggak, Pak lanjut aja, soalnya saya dan adik saya mau pergi ke rumah, saudara," ujar Fanya.
Dan si sopir taksi itu pun mengikuti ucapan Fanya.
Lalu Fanya menghentikan, sopir taksi itu tepat di depan apartemennya.
"Stop di sini pak," ujar Fanya.
"Iya, Mbak." Jawab sopir taksi itu.
"Pak, boleh minta tolong bantu adik saya ini turun," ujar Fanya.
"Loh, memangnya ada apa dengan adiknya?" tanya pak sopir.
"Dia ketiduran, Pak, tadi dia bilang kepalanya pusing," tukas Fanya.
Dan si sopir taksi itu pun percaya begitu saja.
Dia mengira, Fanya dan Ane, memang kaka beradik sungguhan. Sopir taksi itu tak mendengar obrolan Fanya dan juga Ane saat di mobil.
Karna sejak tadi dia memakai earphones di telinganya sambil mengendarai mobil. Sehingga dia tak mendengar sama sekali selain musik dan panggilan telepon.