Saat hendak memasuki gerbang sekolahan Ane berpapasan dengan Keysia.
"Hey, Ane!" sapa Keysia.
"Hai, Key!" sapa balik Ane.
"Wah, kamu habis dari mini market ya?" tanya Keysia.
"Iya," jawab Ane.
Lalu Keysia meraih botol minuman dari tangan Ane.
"Bagi ya!"
"Eh, tapi—"
"Jangan pelit ah,"
"Yaudah deh,"
Sambil berjalan memasuki gerbang sekolahan Ane dan Keysia saling mengobrol.
"Eh, tahu tidak aku tadi bertemu dengan, Fanya,"
"Wah, benarkah?"
"Iya, dan dia meminta maaf kepadaku,"
"Hahaha, sudah kuduga, dia itu tidak bisa hidup tanpa kita,"
"Iya, dan dia juga menitip salam kepadamu,"
"Hah, dasar tidak tahu malu," Keysia masih tampak kesal jika mendengar sesuatu tentang Fanya.
"Sudah lah, Key, Fanya benar-benar tulus meminta maaf, dan dia juga bilang hari ini dia akan pergi ke luar negeri,"
"Hah! Keluar negeri?!"
"Iya," jawab Ane.
Perlahan-lahan Keysia membuka minuman dingin itu, lalu dia meminumnya.