Tok tok tok!
Vero mengetuk kasar pintu kamar Fanya.
"Iya, sebentar!" sahut Fanya.
Ceklek!
"Ada apa, Kak?" sapa Fanya.
Dan Vero pun langsung masuk begitu saja ke kamar Fanya, lalu mengunci pintunya rapat-rapat.
"Loh, ada apa ini?!" ujar Fanya.
Vero terdiam tak menjawabnya, dan dia mantap wajah adiknya dengan sangat tajam.
"Kaka, ini kenapa sih? Kenapa pintunya harus di tutup dan pakai di kunci segala lagi!" oceh Fanya.
"Iya, aku sengaja menutupnya agar, Papa dan Mama tidak mendengar ucapan kita!" Jawab Vero.
"Kenapa, sampai begitu? Memang Kak Vero mau bicara apa?"
"Aku mau bicara soal Cinta! Tidak masalah, 'kan?"
Seketika Fanya terdiam, dia sedikit kaget dengan sang kaka yang tiba-tiba saja membahas soal Cinta, padahal kejadian itu sudah cukup lama.
"Kenapa diam?!" tanya Vero.
Fanya langsung tersentak dan menoleh kearah Vero dengan wajah sedikit menciut.
"Bisa kamu ceritakan ulang tentang hilangnya Cinta waktu itu? Kalian satu tim, 'kan?"