Setelah dari toilet, Mentari kembali masuk ke dalam kamarnya.
Badannya sudah agak mendingan, karna kemarin sang paman sudah membelikan obat dari apotek untuknya.
Mungkin hari ini dia hanya butuh sedikit istirahat saja untuk pemulihan.
Kembali dia merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya kemudian memejamkan mata.
Tapi tiba-tiba saja dari luar terdengar ketukan pintu secara kasar, dengan suara lantang seperti biasa.
Dan tentu saja, siapa lagi kalau bukan sang bibi yang super galak.
"Tari! cepat buka pintunya! kamu budek ya!?"
Ceklek!
"Iya ada apa, Tante?"
Toyor, "Kamu gak lihat jam!? Jam berapa ini?! anak saya sudah kepalaparan belum sarapan, kamu malah enak-enakkan tidur!"
"Tapi, Tante—"
"Ayo cepat masak, buatkan Sandra nasi goreng sekarang juga!"
"Ba-baik, Tante," tidak melawan.
Sambil menangis Mentari menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng. Dia harus mengurusi orang yang sehat untuk membuatkan makanan, sementara dia yang sakit saja di abaikan.