Chereads / Bullying And Bloody Letters / Chapter 130 - Pantang Menyerah

Chapter 130 - Pantang Menyerah

Masih tentang Wijaya dan Ratih, yang saat ini sedang pulang bersama dalam satu mobil.

Sepanjang perjalanannya, Ratih terus terdiam sambil memanyunkan wajahnya.

"Ratih mohon maaf, bisa tidak kalau tersenyum sedikit saja," ledek Wijaya.

Kemudian Ratih menoleh ke arah Wijaya, dengan pandangan yang sama sekali sungguh tidak enak untuk di lihat.

Seketika Wijaya langsung menunduk sesaat dan berfokus ke arah setir mobilnya.

Wijaya mulai merasa sedikit tidak enak, karna firasatnya sebentar lagi Ratih akan mengeluarkan ucapan yang menohok lagi.

"Kamu ingin aku tersenyum, Mas?"

"I-iya," Wijaya seketika menunduk lagi,"

"Baru berada di dalam mobil 10 menit dengan orang tanpa senyum saja tidak enak, bagaimana kalau hal itu kamu rasakan setiap hari selama bertahun-tahun?"

'Jlep' kembali perasaan Wijaya seakan tertusuk.

Lagi-lagi Ratih selalu mengungkit masa lalunya, dan itu terasa sangatlah menyayat hatinya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS