Entah berada di ruangan apa itu, yang jelas semua bernuansa putih dan sedikit di penuhi kabut.
Bu Salamah terus berjalan tertatih menghampiri gadis yang melambaikan tangannya itu.
Wanita tua itu sangat yakin jika itu adalah putrinya.
"Lara! kamu Lara, 'kan?!"
Dan perlahan gadis itu mendekat ke arah Bu Salamah, karna sepertinya dia tak tega melihat Bu Salamah yang berjalan tertatih dan terlihat sangat kesulitan itu.
"Lara ... Larasati," Bu Salama meraba dan membelai wajah gadis itu.
"Lara, putri tersayangku," Bu Salamah meneteskan buliran air matanya perlahan.
"Ibu, baik-baik saja, 'kan?" ucap Larasati dengan lembut, dan tangannya berbalik membelai wajah sang ibu.
"Kemana saja kamu, Nak? kenapa baru menemui ibu sekarang?"
"Maaf, Bu. Maaf kan, Lara ya?"
"Ibu selalu memaafkan, Nak. Walau kamu punya kesalahan terbesar sekalipun, tapi ibu hanya tidak mau kehilanganmu lagi,"
Larasati menggenggam tangan ibunya dan berharap hati wanita tua itu menjadi sedikit tenang.