Chapter 6 - chapter 6

Chapter 6

Location: Unknown

" Akhirnya, setelah sekian lama aku menunggu, kesempatan ini datang juga "

" Kini aku tidak perlu lagi menuruti apa yang diperintahkan manusia, sekarang sudah saatnya aku menyusul dan melindunginya, dari ancaman manusia "

guman seorang perempuan disertai senyuman tipisnya, tetapi terlihat menyeramkan.

_______________________________________

tapi dia kawaii loh "

Ujar rikka dengan tatapan kagumnya.

Sedangkan chika hanya memandang mereka berdua dengan tatapan tidak percaya.

" Bukannya itu Sofia sensei? "

Ujar Cika yang mengalihkan perhatian rikka.

" Iya juga, tapi dia berduaan sama siapa ya, romantis lagi "

Ujar Rikka sambil memandang ke arah yang di maksud Chika.

Namun di sisi lain Steven yang mengawasi tidak jauh dari Rika dan Chika seketika membeku, tangannya pun bergetar dan berkeringat.

" Tidak mungkin "

Gumamnya dengan wajah sedikit pucat seakan ia melihat hantu.

Suara rikka mengalihkan perhatian Steven.

" Sofia sensei !! "

Ujar Rika sedikit berteriak untuk memanggil Sofia yang tidak jauh, duduk di sebuah bangku dengan seseorang di sampingnya.

Sofia dan seseorang yang di sampingnya, secara respon mereka menoleh ke arah asal suara tersebut.

" Wah Rika "

ujar Sofia sedikit disertai senyumnya dan berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Rika dkk.

" Sensei lagi sama siapa tuh ? "

Ujar Rika sedikit menggoda Sofia, namun justru di tanggapi dengan wajah Sofia yang sedikit merona karena malu.

" R A H A S I A "

Ujar Sofia dengan tampang imutnya yang membuat rikka sedikit mimisan.

" Cih, kawaii "

Guman rikka kesa,l karena wajah Sofia terlihat imut di matanya.

Dari jauh terlihat seorang laki-laki berjalan mendekati Sofia dan rikka, laki-laki tersebut berambut hitam, mata kecoklatan, rambut style seperti ( Minato ), menggunakan kaos berlengan pendek dan celana selutut.

" Sofia, mereka muridmu ya?"

Tanya laki-laki tersebut sambil berjalan pelan mendekati ke rikka dan Sofia.

" Oh mereka ya, mereka muridku di sekolah Kaz kun "

Ujar Sofia sambil tersenyum manis.

" Iya, iya, terimakasih sudah berusaha dengan keras "

Ujar Kazuki sambil mengelus-elus kepala Sofia, sedangkan yang punya kepala hanya tersenyum manis di sertai sedikit memerah dikedua pipinya.

Rika yang melihat interaksi mereka hanya menggigit jarinya, ia tidak terima karena Sofia dekat dengan seseorang dan Sofia terlalu imut menurutnya.

Tap

Tap

Tap

Steven berjalan melewati mereka, tetapi tidak ada yang menyadarinya, karena banyak orang berlalu-lalang di sekitar mereka.

" Sial, bagaimana bisa kau hidup dengan tenang, sedangkan kami menghawatirkanmu "

Guman Steven kesal dan berjalan semakin menjauh.

Namun tanpa disadari Steven, sekilas bayangan wanita duduk tidak jauh dari Sofia, Kazuki, rikka dan Chika, wanita tersebut tersenyum sebelum keberadaannya juga mulai menghilang

21.00 wib

"Liana, bagaimana kondisi target saat ini ? "

"Liana "

KuTanya dan panggil Steven, namun tidak di tanggapi oleh liana yang berada di layar komputer Steven, di layar monitor itu Liana hanya tersenyum sinis dan tiba tiba pintu kamar kos-kosan Steven di ketuk oleh seseorang.

Tok

Tok

Tok

"Iya, tunggu sebentar "

Ujar Steven berjalan pelan dan memutar knop pintu secara perlahan namun sebelum sampai pintu selesai ia buka, tiba-tiba.

Brak

Seseorang menendang pintu itu, sehingga menyebabkan Steven terjatuh ke belakang, sosok yang menendang pintu tersebut mulai terlihat, ia adalah seorang perempuan, berambut panjang sepinggang, rambut berwarna sedikit orange, bermata biru dan menggunakan jaket hitam, di dalam jaket itu terlihat baju berwarna putih, dan menggunakan rok selutut dan kaki mulusnya dibalut compression stocking warna hitam sampai 5 centi diatas lutut wanita itu terlihat cantik dengan style itu, namun di bagian kepala terdapat sebuah benda logam mirip jepit rambut namun bukan jepit rambut.

" Aku sudah lelah, membiarkanmu lebih lama lagi dengan pikiran bodohmu itu "

Ujar sosok tersebut.

" Li, Liana "

Ujar Steven terkejut, sebab setau Steven, Liana tidak memiliki tubuh di dunia nyata, karena sejak awal Liana hanya sebuah visual dari program komputer (seharusnya Liana mirip aplikasi android assistant).

" Dia selama ini khawatir dengan keadaan kalian, tetapi dengan mudahnya kalian menyalahkannya dan membuatnya terluka, padahal kau seharusnya bukan tanggung jawab dia, melainkan tanggung jawab ayahmu yang tidak berguna itu "

Ujar Liana dengan amarahnya dan memukul lantai di samping kepala Steven.

Sedangkan Steven hanya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Liana sampai Steven tidak sempat untuk melawan balik Liana.

" Dia terlalu baik untukmu, begitu juga dengan hatinya terlalu lembut untuk menerima perilaku kalian, ia selalu tau jika kau itu menyebalkan namun di balik sikap kasarnya ia Berharap kau segera berubah menjadi lebih baik, tetapi kau justru melewati batas"

Arrrkk

Ujar Liana sambil menginjak paha Steven dengan kaki yang terbalut oleh stocking mulusnya dan suara teriakan Steven yang kesakitan.

" saat itu aku masihlah kecil, mana mungkin aku tau itu dan Seharusnya kau menyadari, jika kakak laki-laki ku sudah meninggal 8 tahun yang lalu "

Ujar Steven dengan teriakannya.

" Kau tau, bahkan karena KEBOHONGAN SEORANG ANAK KECIL bisa membunuh orang lain dan seharusnya kau menyadarinya, baiklah ku anggap saat itu kau masih polos dan tidak tau apa apa, tetapi tetap saja sikap kalian tetap menjijikan sehingga membuatku muntah dan inginku membunuhmu namun jika aku melakukan hal itu ia akan marah padaku dan membenciku, aku tidak menginginkan itu"

Ujar Liana dengan sinis penuh dengan kebencian.

" Bi, bisa saja dia berbohong padamu, agar kau melukaiku "

Ujar Steven berusaha untuk membela dirinya.

" Aku bisa menelusuri jejak digital di masa lalu, walau sebenarnya data itu tidak pernah di unggah ke server manapun, karena sebuah ponsel memiliki telinga yang tajam, sebenarnya kakakmu tak pernah mengatakan apapun tentangmu saat dia membuatku "

Ujar Liana meremehkan Steven sambil berdiri dan berjalan meninggalkan Steven yang tergeletak di lantai, saat Liana di pintu ia berkata

" Jangan mengganggu kehidupan yang sudah membuatnya bahagia, jika kau tak ingin ku bunuh "

Ujar Liana dan berjalan keluar dari kamar Steven, menghilang di balik pintu itu.

Tbc.....