Chereads / black or white / Chapter 2 - 2 | Kali ini apa?

Chapter 2 - 2 | Kali ini apa?

Setelah pertengkaran singkat antara Anna dan Karin, mereka berdua akhirnya berbaikan. Anna dan Karin memang tidak bisa berada disituasi tegang, Karin atau Anna pasti buru-buru akan meminta maaf dan semua kembali seperti semula. Tak ada yang akan membahasnya lagi

Sepulang dari kampus Anna langsung pulang kerumah yang berada di perumahan elit. Ayahnya yang seorang Rektor di Universitasnya dan Ibunya adalah seorang guru SMA Negeri di kotanya membuat Anna bisa tinggal dilingkungan elit ini

Malam ini seperti biasa, Anna makan malam sendirian. Ayah dan Ibunya sudah pasti sedang bekerja mengurus mahasiswa dan muridnya tanpa tahu keadaan anaknya yang kesepian

"Katanya Ibuk Mbak suruh makan duluan aja" lapor Bik Endang yang tadi Anna mintai tolong memanggil Ibunya untuk makan bersama

Tapi sepertinya memang tidak semudah itu

Setelah Anna mendengar laporan Bik Endang, Ia langsung makan dengan lahap. Setidaknya ia harus sehat walaupun tidak ada orang yang memperhatikannnya

Setelah selesai dengan makan malam yang sunyi itu, Anna langsung kembali ke kamar. Anna merebahkan tubuhnya dikasur Queen size miliknya.

Tiba-tiba bayangan senyuman milik seseorang yang sangat ia rindukan terlintas. Anna masih terdiam, masih tenang berharap bayangan atau pikiran itu tidak menghilang menjauh

Tanpa sadar air matany mengalir dengan deras. Terlalu menyakitkan kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi. Rasanya sesak sekali mengingat kilasan yang Anna ingat

Masih ditemani dengan bayangan masa lalu, Anna menvoba memejamkan matanya. Berharap kali ini tuhan mampu mendengar apa yang ia inginkan

.

.

.

Keesokan harinya di Kampus tempat Anna dan Karin menempuh pendidikan digegerkan dengan kedatangan seorang atlet Bulu tangkis yang akan melanjutkan sisa pendidikannya di kampus yang sama dengan Anna dan Karin.

Namanya Alando Wijaya. Seorang pemain bulu tangkis yang akhir-akhir ini viral di media sosial maupun di acara gosip-gosip kesukaan Emak-emak

Bukan tanpa alasan Lando menjadi Viral. Saat pertandingan beberapa minggu lalu, ia dengan gagahnya membantu lawannya yang sedang kram di tengah pertandingan. Ia membantu dengan pertolongan pertama yang membuat semua penonton takjub dengan kebaikan hatinya dan jangan lupa wajah rupawannya itu

Nitizen seakan-akan menemukan berlian ditengah pertunjukan langsung merekam kejadian itu dan menjadi viral seketika. Nama Lando bukan hanya terkenal dikalangan Atlet pebulu tangkis, tapi juga Masyarakat yang sudah terpikat

Pria tinggi itu berjalan dengan langkah tegap dan penuh senyuman menyapa para penggemarnya. Senyuman yang sangat cerah di pagi hari ini. Ia memang dikenal sangat ramah terhadap siapapun

Disisi lain, Anna yang lupa mengeprint tugas Makalah miliknya berlari dari gedung A menuju ke kantin untuk mengeprint tugasnya. Keringat sebesar biji jagung di dahinya tidak membuat Anna terlihat kurang. Wajah rupawan milik sang Ayah dan campuran milik Ibunya yang tidak perlu diragukan lagi membentuk wajah dan tubuh Anna yang sangat indah.

Dengan langkah kecilnya Anna berlari menuju ke ruang dosen yang ada di ujung gedung E. Tanpa Anna sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan Anna dengan tatapan yang tidak bisa diartikan

Sesampainya didepan ruang dosen, Anna langsung mencari meja dosennya dan meletakkan tugasnya yang baru saja ia print

"Anna?" Sapa Pak Yanto. Kaprodi Jurusan Psikologi yang sangat dekat dekat Ayahnya. Bisa dibilang Yanto adalah sahabat Rendra. Ayah Anna

"Iya Pak?"

"Tadi saya dari ruang Rektor. Katanya kamu mau pindah ke Jepang?" Pertanyaan Pak Yanto seketika membuat Anna kaget.

Ayahnya tidak pernah berdiskusi atau pun memintanya untuk pindah. Banyak pertanyaan yang sekarang bertandang di kepala kecilnya itu

Tanpa pikir panjang Anna langsung pamit pada Pak Yanto dan langsung keluar menuju ruang dosen yang berada di gedung utama

Tanpa permisi Anna masuk kedalam ruang Rektor yang sudah menjadi singgasana Ayah Anna sejak lama. Terlihat Rendra sedang mengobrol dengan seorang pria yang tidak Anna ketahui. Mereka berdua kaget melihat Anna seperti orang kesetanan membuka pintu kayu tersebut

Ia tidak peduli dengan tamu Ayahnya.

"Siapa yang pindah ke Jepang?" tanya Anna dengan dingin langsung menghadap Ayahnya

"Apa begini didikan yang Ayah berikan Anna?"

"Apa peduli saya?"

"Ayah masih ada tamu. Kita bicarakan nanti dirumah yah" Rendra mulai melembut melihat anaknya yang sudah emosi

"Saya butuh penjelasan sekarang"

"Annaa.."

"Dengarkan saya baik-baik. Sampai kapan pun saya nggak bakal pindah. Kemana pun"

"Anna!"

Anna langsung keluar dari ruang Rektor tersebut. Tak ada yang bisa mengerti dirinya sedikitpun. Bahkan Ayahnya sekalipun. Anna tertawa getir mengingat semua yang sudah Ayahnya lakukan

Sungguh ia tidak pernah membenci pria paruh baya itu. Sama sekali tidak ada kebencian yang ia tanamkan dalam hatinya.

Anna melihat jam ditangan kanannya. Lima belas menit lagi kelas Bu Amanda akan segera dimulai. Ia sudah berjanji pada Karin untuk masuk matakuliah Bu Amanda. Anna langsung bergegas menuju toilet untuk merapikan penampilannya. Jangan sampai ada yang tahu jika Anna sudah menangis. Tidak akan ada yang percaya seorang pembunuh bisa menangis bukan?

Setelah merapikan penampilannya Anna langsung menuju kekelas. Tinggal tujuh menit lagi. Tidak ada waktu untuk Anna bersantai jika ia ingin masuk kelas Bu Amanda

Masih dengan wajah datar Anna masuk kedalam kelas. Anna melihat Karin yang sudah melambaikan tangan kearahnya. Anna duduk disebelah kanan Karin

Tanpa Anna sadari seorang pria yang mengamatinya tadi dikoridor, duduk tepat dibelakang Karin. Pria itu adalah Lando

Lando tahu, jika sosok perempuan yang sedari tadi ia amati dikoridor sama dengan perempuan yang ada di depannya ini. Lando tahu, perempuan itu tidak baik-baik saja. Dengan wajah pucat dan mata merah seperti habis menangis menghiasi wajah perempuan itu. Dengan inisiatif Lando mencolek bahu perempuan itu

Anna menoleh saat ada yang mencoleknya. Dengan wajah datar Anna mengamati pria dibelakangnya ini

Lando lando langsung mengangsurkan tangannya pada Anna. Anna hanya diam dengan wajah datarnya

"Kenalin Lando"

"Anna" ujar Anna tanpa membalas uluran tangan Lando dan Segera kembali menghadap kedepan

Lando menarik tangannya kembali. Wajah yang tadi penuh senyuman, kini berubah menjadi sinis

Bukan tanpa alasan Lando pindah kekampus ini. Ada banyak yang ingin ia lakukan di kampus yang penuh akan kenangan dan luka milik seseorang. Sekarang ia sudah tahu target yang akan ia balaskan

Hanya menunggu waktu yang tepat dan ia akan bisa melepas dengan tenang kepergian orang yang ia sayangi