Chereads / I.O : ABIGAIL / Chapter 6 - 6. FAMILIAR

Chapter 6 - 6. FAMILIAR

"Iya maaf?" jujur saja, Aby tak terlalu menyukai ada orang yang bersikap seperti ini. Biasa nya dia akan mengacuhkan nya begitu saja. Tetapi entah kenapa, dengan laki-laki itu dia tidak bisa langsung melakukan nya.

"Apa aku harus mengulangi nya? Pilihlah minuman mana yang kamu ingin kan" Laki-laki itu berbicara dengan tegas. Karena suara nya yang sedikit keras, membuat rekan kerja Aby terkejut. Dia tak habis fikir kenapa ada orang sesombong diri nya.


Melihat situasi yang tak memungkinkan untuk meladeni nya. Aby dengan segera melangkah keluar dari counter. Dia berniat untuk berbicara dengan nya di luar saja. Di saat sudah sampai ketempat nya dengan cepat Aby menarik pergelangan tangan kanan untuk segera mengikuti diri nya. Laki-laki itu hanya diam. Dia mengikuti langkah Aby dengan patuh. Sedangkan di tangan kiri milik nya penuh dengan minuman yang di beli oleh nya.



Rekan kerja nya yang melihat mereka hanya bisa menggeleng pelan di belakang mesin kasir... "Aku harap dia tak melakukan hal yang aneh lain nya" batin nya pelan.

Kenapa dia sampai mengatakan itu? Sebab terakhir kali ada seseorang yang memberikan nya makanan Aby langsung menolak begitu saja. Dan membuat orang itu marah besar serta membuat keributan di cafe. Dia faham, Aby tak mau memberi harapan yang tidak bisa dia berikan. Dan juga dia juga tak ingin mendengar gosip yang mengatakan diri nya perempuan gampangan. Ya. Tentu saja itu sudah pernah terjadi. Maka nya Aby sekarang harus bisa lebih berhati-hati lagi.





-----


Karena perlakuan nya terhadap laki-laki itu, membuat beberapa orang berbisik rendah tentang nya. Aby tak terlalu suka dengan situasi saat ini. Tapi dia ingin segera menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Di percepat langkah kaki nya segera.


Setelah sampai di luar cafe, Aby pun langsung mengedarkan pandangan nya. Ingin mencari tempat yang pas untuk mereka berbicara. Tanpa menghentikan langkah nya dengan cepat Aby langsung mendapatkan tempat yang cocok untuk mereka. Yaitu tepat di sisi kanan cafe, di sana ada gang sempit yang jarang sekali di lewati oleh orang lain.


Entah karena apa. Laki-laki itu terlihat patuh tanpa ingin bertanya lebih banyak lagi. Melihat mereka yang berjalan tergesa-gesa. Membuat sebagian orang berfikir mereka sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Tetapi tak ada yang ingin mengambil pusing seperti apa yang terjadi di dalam cafe. Setiap mereka melewati orang lain. Mereka dengan cepat memberikan jalan untuk Aby dan diri nya.


Tentu saja itu membuat nya merasa heran. Tetapi dengan segera di tepis fikiran itu. Dia tak ingin memikirkan hal lain untuk sekarang. Di saat sudah sampai di dalam gang tersebut. Aby dengan cepat melepas tangan milik nya dari laki-laki itu. Aby menarik nafas sejenak dengan pelan.


"Oke baik lah. Jadi apa maksud dari tingkah mu tadi?" Aby seakan tak ingin berbasa-basi sama sekali. Bahkan senyuman milik nya tak lagi di tampilkan nya. Dia pun tak ingin melihat ke arah lawan bicara saat ini.

Mendengar pertanyaan nya membuat alis laki-laki itu terangkat tak mengerti... "Apa kamu tidak mengerti maksud dari ku? Jelas-jelas aku ingin memberikan mu minuman ini. Apa itu sebuah kesalahan?"...


Aby yang mendengar pertanyaan nya di jawab dengan pertanyaan lagi. Membuat nya jengkel... "Apa-apa an dia. Kenapa selalu menjawab pertanyaan ku seperti itu?" batin nya tak suka.

Dengan segera di arahkan pandangan nya ke laki-laki itu. Meskipun awal nya Aby tau dia itu tinggi, tapi dia tak menyangka akan setinggi ini. Tanpa sadar diri nya malah diam mematung sambil menatap nya. Melihat diri nya yang tak sadar diri membuat laki-laki itu tersenyum pelan.


"Apa aku setampan itu sampai kesadaran mu pun menghilang?" pertanyaan nya kali ini sukses membuat wajah Aby merah karena malu.


Dengan segera detik itu pun, dia langsung membuang pandangan nya... "Hentikan omong kosong ini. Aku tak punya waktu meladeni mu. Kalau kamu tidak ada urusan penting dengan ku. Aku minta jangan lagi lakukan hal ini lain kali. Aku tidak menyukai nya..." setelah mengatakan itu, Aby berniat untuk segera pergi dari nya. Tetapi seakan tau isi fikiran nya dengan cepat laki-laki itu menahan tangan nya supaya tidak pergi.



Tentu saja siapa yang tak terkejut dengan tindakan nya, Aby langsung menepis nya dengan kasar karena refleks. Melihat reaksi alami nya, membuat laki-laki itu tersenyum.


"Maaf..." ucap nya santai.


Melihat diri nya yang tiba-tiba tersenyum. Membuat nya tak terima... "Apa yang lucu?" tanya nya ketus.


Laki-laki itu hanya menggeleng pelan. Kini senyuman yang ada di bibir nya semakin melebar, entah apa yang di fikirkan nya.


"Aku Enzo. Leon Enzo. Aku berada satu Academy dengan mu. Tetapi aku berada 1 tingkat di atas mu" terang nya.

Sungguh Aby terkejut mendengar penuturan nya. Memang nama nya terdengar familiar. Tetapi Aby lupa dimana dia pernah mendengar nya. Tanpa fikir panjang Aby membuka mulut nya untuk memperkenalkan diri juga... "Oh... Aku..." baru saja dia ingin menyebut nama nya. Dengan cepat, laki-laki yang bernama Enzo itu langsung memotong nya.


..."...Abigail Alexandra. Berada satu tingkatan dengan Lay. Salam kenal dari ku" Mendengar dia menyebutkan nama Lay membuat Aby memperhatikan nya sekali lagi. Sekarang dia merasakan ada hal aneh dari nya.

Entah kenapa, senyuman yang di tampilkan nya terlihat seperti milik Lay. Walaupun hanya sedikit saja. Tetapi dia siapa? Apa hubungan nya dengan Lay? Selama Aby mengenal mereka yang dia tau, Lay anak tunggal dari keluarga nya. Dan mereka juga tak pernah menyinggung kerabat yang lain nya.


Kini perasaan nya menjadi tak tenang. Seakan tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi. Aby mencoba mencari cara untuk pergi.

"Oke kamu mengenal ku. Tapi aku tidak sama sekali. Ah... Sudahlah. Itu semua tak penting. Aku masih ada pekerjaan sekarang. Dan terima kasih untuk minuman nya. Tetapi aku tidak membutuhkan nya..." selesai mengucapkan itu, Aby langsung berbalik membelakangi nya. Baru saja kaki nya ingin melangkah kembali. Dengan cepat Enzo memegang tangan milik nya. Lagi.

Tetapi kali ini berbeda, sebab saat Aby ingin menepis nya dia menahan nya dengan kuat... "Apa-apa an ini. Lepaskan!!!" gerutu nya sambil berusaha melepaskan tangan nya. Tapi pertahanan Enzo lebih kuat dari yang tadi.


"Mari berteman mulai sekarang, By?" Perkataannya membuat jantung Aby berdegup kencang. Apa yang terjadi sekarang?

DEG!!! DEG!!! DEG!!!

Aby tak bisa menjawab apapun. Dia hanya terdiam memikirkan ucapan nya.

"Aby? Bagaimana?" sekarang dia melangkah mendekati tubuh Aby. Bahkan pandangan nya di tundukkan sedikit agar dapat melihat wajah milik Aby lebih dekat.


Tanpa berfikir panjang Aby langsung mendorong tubuh nya agar menjauh dari nya.

"Oke. Mari kita berteman. Dan aku minta jangan sembarangan menyentuh ku..." dengan kasar Aby melepaskan tangan mereka. Entah karena ucapan nya, hanya dengan sekali hentakan saja tangan nya langsung segera terlepas.

"Setelah ini aku harus bertanya dengan Lay..." Itulah hal yang pertama kali terfikirkan oleh nya.

"Baiklah aku mengerti, kembalilah bekerja. Dan terima kasih untuk jawaban nya. Dan juga ini bawalah minuman ini sebagai tanda terima kasih ku. Jangan di tolak ya?" dia langsung menyodorkan begitu saja.

Karena tak ingin membuang waktu lagi. Aby langsung mengambil nya dengan cepat. Dan langsung berbalik meninggalkan nya untuk kesekian kali nya.


Memang ada yang aneh dengan nya. Di awal mereka berbicara, dia terlihat sombong dan angkuh. Tapi sekarang dia berubah menjadi lebih baik lagi. Tanpa sadar Aby memiringkan kepala nya tak mengerti.


Enzo yang melihat nya seperti itu tersenyum senang... "Dia lebih menggemaskan dari yang aku duga" setelah itu Enzo bersiap untuk pergi. Tetapi sedetik kemudian dia lupa satu hal lagi.


"ABY. NANTI MALAM AKU AKAN MENJEMPUT MU!!!" Teriakan nya yang nyaring membuat semua orang melihat ke arah mereka.

Apalagi Aby belum pergi terlalu jauh dari nya. Tanpa ingin berbalik lagi, dia mempercepat langkah nya kembali. Kini wajah Aby sukses menjadi merah karena malu.