"Seseorang yang jauh bukan berarti tidak memperhatikan mu..."... RAFAEL
xxxxxx
Beberapa Jam Lalu...
Semenjak terakhir kali bertemu dengan Aby. Ada perasaan aneh yang di rasakan nya. Tentang apa itu, dia tidak tau pasti. Sungguh, beberapa kali pun tentang itu di buang nya, tetapi saja tidak bisa. Itu sangat menganggu.
Di angkat pandangan nya perlahan. Dapat di lihat nya, cuaca di langit terlihat sangat cerah. Bahkan kicauan burung di atas pohon rindang terdengar sangat merdu. Dengan dalam di ambil nafas sejenak dan membuang nya pelan.
"Aku harap semua nya akan baik-baik saja..." Gumam nya rendah.
"Siapa?!"...
Sontak saja pertanyaan yang di lontar kepada nya itu membuat nya terkejut. Sebab dia tau pasti, saat ini tidak ada siapa pun di dekat nya. Dia yakin itu. Dengan segera di buang pandangan nya ke samping kanan nya. Di sana dia dapat melihat seseorang yang baru saja berhenti dari langkah hening nya. Dia sudah berdiri dengan posisi yang sama dengan nya. Serta yang di lakukan nya pun sama persis.
Raut wajah milik nya sudah berubah sekarang. Di saat dia menatap tajam ke arah nya, tatapan mereka langsung bertemu. Dia langsung tersenyum rendah.
"Sejak kapan kau datang?" Tanya nya tanpa basa-basi sama sekali.
Melihat reaksi nya yang tidak ramah. Membuat senyuman nya semakin lebar... "Aku tau ini tempat mu. Tapi, apa itu yang akan kau katakan setelah lama tidak bertemu dengan ku. Rafael?..."...
Ya, benar apa yang di katakan nya. Akan tetapi sekarang dia sama sekali tidak ingin bertemu nya. Tanpa menjawab, Rafael langsung berbalik membelakangi nya. Ia ingin segera pergi dari hadapan nya.
Seakan sudah menebak nya. Lawan bicara nya menggeleng pelan melihat tingkah nya yang seperti Anak Kecil... "Kemana kau akan pergi? Cukup sulit menemukan mu. Aku tidak ingin kau pergi tanpa kita berbicara sama sekali" Dia tak peduli apa ucapan nya akan di balas atau tidak.
Rafael pun tau, sekali dia membuka mulut nya dia tidak akan berhenti sama sekali sampai mendapatkan jawaban nya. Tapi, sekarang bukan waktu yang tepat untuk itu. Dia sedang tidak mau di ganggu.
"Apa cukup sulit bagi mu membuka mulut agar berbicara? Kenapa? Apa aku datang di waktu yang tidak tepat?" Ini dia. Dia akan selalu mengerti apa yang di fikir kan nya. Meskipun dia berbicara dengan santai dan tersenyum. Rafael lebih tau apa maksud kedatangan nya saat ini. Dia benar-benar menyebalkan.
"Aku dengar kau bertemu dengan Hera beberapa hari yang lalu. Kapan dia akan berkunjung?"... Lagi. Sekarang entah dari mana dia tau tentang semua itu.
"Hm... Sungguh menyebalkan!!!" Gumam nya kesal. Dengan terpaksa dia langsung berbalik menatap lawan bicara nya. Merasa berhasil dengan usaha nya, dia langsung tersenyum puas.
"Apa mau mu? Aku tidak ada waktu..." Rafael mencoba untuk sabar. Sejujur nya, berlama-lama dengan nya tidak ada untung nya.
"Oh... Ayo lah... Bukan kah kau bisa membawa ku masuk ke dalam rumah mu untuk berbicara?"... Mendengar ucapan nya yang tidak tau malu membuat Rafael mengepal tangan nya karena kesal.
"Dia tidak berubah sama sekali. Dasar tidak tau malu..." Batin nya menggerutu... "Maaf. Aku tidak bisa mengundang mu masuk. Kalau ada hal yang penting kita akan berbicara di sini" Rafael menatap tajam lawan bicara nya.
Bukan nya dia tidak tau apa arti nya itu. Tetapi, dia berbuat seolah-olah tidak mengerti sama sekali. Karena terkadang menggoda Rafael seperti ini sangat menyenangkan bagi nya. Itu membuat nya terhibur sekali.
"Berapa lama lagi? Berapa lama lagi kau akan bersembunyi seperti ini?" Dengan segera di buang pandangan nya ke arah langit nanbiru.
Ini yang tidak di sukai oleh Rafael dari nya. Di saat mereka sudah lama tidak bertemu. Sekali bertemu dia akan selalu membahas topik yang sama. Ini memuakkan... "Itu tetap sama. Bukan urusan mu" Jawab nya dengan ketus.
Ya, bukan hanya dia yang menanyakan hal yang sama. Bahkan, Rafael pun ikut menjawab dengan kalimat yang sama. Perlahan tapi pasti senyuman milik nya segera memudar... "Berapa lama kita tidak bertemu? 100? 200? atau 500 Tahun, Rafael? Tidak ada yang berubah bukan? Sampai kapan?" Dia langsung menatap dengan serius.
"Aku tidak peduli dengan mu. Pergi lah. Jangan datangi aku lagi. Dan aku ingatkan lagi, jangan terlalu ikut campur dengan urusan ku..." Tanpa menunggu lagi Rafael langsung pergi dari nya.
Suara langkah kaki nya terdengar semakin menjauh tanpa ada niatan untuk berhenti... "Hah!!! Dia sungguh keras kepala" Yang dapat di lakukan nya hanya bisa menatap punggung milik nya yang semakin menjauh. Dia tau, Rafael tidak akan membuka mulut nya sampai kapan pun. Tapi, dia tidak bisa hanya diam saja tanpa melakukan apapun.
"Jangan menyesali apa yang akan terjadi, Rafa. Kau tau, harga apa yang harus kau bayar..."...
-----
Rafael menekan kepala nya kuat. Dia tau, cepat atau lambat ini akan terjadi. Karena dia tau segera setelah semua nya berakhir "Dia" akan mendatangi nya lagi.
"Kenapa dia tidak berhenti!!!" Ucap nya kesal.
Mood nya benar-benar tidak terkendali sama sekali. Ini membuat nya tidak fokus dengan pekerjaan nya.
"Maaf Boss? Apa laporan nya ada kesalahan?" Dengan cepat Rafael melihat ke arah nya.
"Tidak. Ini sudah bagus. Dan setelah ini jangan ada yang menganggu ku lagi..." Jawab nya sambil menyodorkan berkas.
Tanpa banyak bertanya perempuan itu langsung mengambil nya. Dan segera keluar tanpa berkata apapun.
"Ini menyusahkan..." Gerutu nya sambil melonggarkan dasi milik nya.
Baru saja dia ingin mengistirahatkan fikiran nya. Tiba-tiba ada beberapa orang muncul di hadapan nya. Melihat Rafael yang menatap mereka dengan wajah serius. Mereka semua dengan segera menundukkan pandangan nya tanpa berani menatap ke arah nya.
"Ada apa?!" Tanya nya dengan ketus.
Mendengar nada Tuan nya yang tidak ramah. Mereka langsung gugup sebab pasti dia sedang tidak dalam suasana yang baik.
"Maaf Tuan. Ada laporan penting yang harus Tuan dengar..." Ujar seseorang dari kanan yang mewakili mereka semua.
"Kalau tidak penting. Aku akan memotong gaji mu" Sambil menatap tajam.
"GLEG!!!! Dia serius"... Batin mereka semua.
"Ini tentang Nona, Tuan. Kami baru saja dari tempat nya bekerja. Dan tentu ini karena jadwal kami untuk melakukan nya. Tapi..." Dia takut untuk melanjutkan nya. Mereka semua sudah keringat dingin karena ini.
Rafael yang mendengar nya mencoba untuk sabar... "Kami tidak tau masalah nya Tuan. Tapi, Nona tiba-tiba menghilang..."...
BRAKKKKK!!!
Rafael memukul meja di hadapan nya sampai terbelah menjadi dua. Bahkan dia sudah berdiri dari tempat nya dan melihat mereka dengan garang. Secara tak sengaja mereka mundur perlahan karena ketakutan.
"Coba kau bilang lagi, Wy??? Apa aku salah dengar!!!" Rafael menekan semua kata yang di ucap nya.
Sang pemilik nama, menelan ludah nya dengan kasar. Ini menakutkan untuk nya. Bukan hanya dia, bahkan untuk mereka semua.