Chereads / I.O : ABIGAIL / Chapter 17 - 17. KASIH SAYANG YANG BERLEBIH

Chapter 17 - 17. KASIH SAYANG YANG BERLEBIH

Janji Aby untuk bermain dengan anak-anak yang lain nya kini sedang di tepati nya. Bukan hanya dia saja bahkan, Rafael pun ikut bermain bersama nya. Senda gurau dan suara tawa mereka bergema keseluruh rumah. Seakan memberikan sebuah kehangatan yang di lupakan oleh mereka semua.

Lagi dan lagi. Hera hanya bisa ikut tersenyum dari kejauhan sambil memperhatikan mereka. Bibir nya seakan tak bosan-bosan ikut terbuka karena tingkah mereka. Sungguh. Ada sesuatu yang hangat di hati nya. Ya. Seperti yang dia tau, Aby itu bagaikan sebuah "Hadiah" untuk mereka semua.

"Aku harap ini berlangsung selama nya. Tapi, aku juga tau tak ada "keegoisan" yang dapat membuat bahagia. Bahkan, sedetik pun"... gumam nya dengan diri sendiri.

Dengan perlahan-lahan dia mengangkat kepala nya menatap langit-langit rumah. Tatapan nya itu seolah-olah berbicara dengan seseorang yang sedang memperhatikan dia dan mereka.

Sungguh. Kebahagiaan yang mereka semua rasakan hari ini seakan berlangsung sangat cepat. Mereka semua tak rela melepaskan Aby untuk pergi dari sana.

"Apa kamu akan berkunjung lagi Aby?" ucap Lulu. Seorang anak perempuan berambut panjang dengan ragu. Tangan nya tak ingin melepaskan genggaman mereka.

Seakan merasakan hal yang sama ada dua orang lagi yang langsung memeluk tubuh ramping nya dengan erat... "Menginaplah!!!..." rengek mereka dalam dekapan nya dengan kompak.

Mendengar ucapan mereka berdua, semua anak mengangguk setuju untuk ide itu. Bahkan, ada beberapa orang yang menahan air mata nya untuk tidak menangis. Rafael yang berada di samping nya tersenyum lembut. Dan langsung mengusap kepala mereka bertiga bergantian. Meskipun mereka tak berbicara untuk diri nya, tetap saja itu sama saja seperti mengikutsertakan dia di sana.

"Ah... Aku ingin. Tapi sekarang aku punya banyak tugas di Academy. Dan juga pemilik cafe ku akan datang dalam waktu dekat. Sungguh... Aku akan menebus nya lain kali. Bagaimana?" Aby berusaha untuk memberi pengertian untuk mereka. Dan meremas tangan Lulu yang masih setia di genggaman nya.

Meskipun mereka sedikit kecewa dengan ucapan nya tetapi Rafael tak ingin membuat Aby merasa bersalah... "Ayo lah..." ucap nya dan segera menarik mereka yang ada di pelukan Aby ke dalam dekapan nya. Dia seakan tau, mereka bersiap untuk menangis karena tak ingin Aby pergi.

"Nanti dia akan datang dengan ku. Dan membawa banyak makanan dan juga mainan..." meskipun dia berkata seperti itu ada rasa tak puas yang terpancar di mata mereka.

Rafael mendesah pelan dengan tangan nya berlari lembut ke arah kepala mereka satu persatu... "Hah... Bukankah ini tak adil bagi ku. Seperti nya hanya Aby saja yang di perhatikan tapi tidak untuk ku. Bukankah aku yang harus sedih sekarang? Bukan nya kalian?"... tentu dia tak serius saat mengatakan itu. Tapi tetap saja mereka termasuk Aby merasa bersalah sekarang.

Terlebih dengan dua orang yang ada di pelukan nya. Mereka dengan segera mengangkat pandangan nya ke wajah milik nya... "Itu tidak benar. Kami juga menyayangi mu!!!"... pelukan nya lebih erat dari yang tadi.

"Benarkah?!" tanya berpura-pura tak percaya. Aby yang melihat tingkah nya tak habis fikir sama sekali, kepala nya menggeleng pelan.

"Tentu saja. Bukankah kau pangeran milik Aby? Bagaimana cara nya kami tidak peduli? Karena kami fikir pasti di saat Aby akan menginap, kau akan mengikuti nya. Bukankah itu mendapatkan dua buah keuntungan?!!" ucapan nya tentu membuat dia tersenyum lebih lebar dari sebelum nya.

Melihat tingkah jahil Rafael membuat Aby semakin tersenyum cerah ke arah nya. Tau diri nya sedang di perhatikan, dia membalas tatapan itu dengan kedipan genit dari nya. Hal itu selalu Rafael lakukan untuk membuat Aby merasa malu dengan tingkah laku nya.

"Dasar gila" celetuk nya di sambut tawa mereka secara bersamaan.

"Dan lihat lah, sekarang semua nya sudah tersenyum kembali. Dan aku harap jangan ada yang menangis di saat Aby akan pergi. Ingat selalu kalau Aby akan tetap pulang kepada "Kita". Jangan menangisi hal yang tak jelas. Bukankah kita yang menyuruhnya masuk ke Academy?" jeda Rafael sambil menatap mereka semua satu persatu. Ucapan nya kali ini di balas anggukan ringan oleh mereka semua... "Jadi jangan sedih. Tersenyum lah untuk mengantar nya pergi"...

Hati Aby tiba-tiba merasa hangat kembali... "Bukankah itu kata-kata mu di saat pergi dari ku!!! Dasar bodoh!!! Kau saja tak sanggup jauh dari ku. Apalagi mereka"... gerutu nya dalam hati melihat sikap sok kuat diri nya.

"Oke... Sekarang dengarkan perkataan nya, aku akan segera kembali. Dan juga, membawa kalian banyak makanan dan mainan? Apa setuju?!" perkataan nya yang penuh semangat membuat mereka menggangguk senang. Bahkan Aby langsung menarik Lulu kedalam pelukan nya. Dan mengecup pelan kepala milik nya. Dia tau, mereka selalu ketergantungan dengan diri nya. Tetapi dia tak boleh larut begitu saja. Sebab waktu akan selalu berjalan di kehidupan mereka. Apapun yang terjadi, tak ada yang bisa menghentikan waktu begitu saja. Kecuali dia yang memiliki kehidupan itu sendiri.

Aby tersenyum cerah saat di perjalanan pulang. Bahkan senyuman yang di tampilkan nya tak luntur sama sekali. Rafael yang duduk di belakang kemudi pun hanya bisa menggeleng pelan dengan sikap nya.

"Apa aku akan jadi batu saat ini karena kamu sibuk dengan dunia mu sendiri?!" sindiran nya ampuh membuat Aby menoleh ke arah nya.

"Ah... Maaf. Aku hanya terbawa suasana. Tak menyangka mereka semua tumbuh dengan baik di sana..." dan lagi-lagi pancaran kebahagiaan yang ada di wajah nya seakan tak ingin pergi.

"Lalu kapan giliran ku? Apa kamu tidak ingin mengetahui nya? Aku lihat kamu hanya sibuk dengan mereka tadi. Jadi waktu buat ku tak ada sama sekali" celoteh Rafael sembari menyubit pipi Aby gemas.

"Ah... Maafkan aku. Aku hanya terlalu bahagia. Jadi bagaimana kerjaan mu? Apa semua nya lancar?!..." tangan nya langsung berlari merangkul tangan milik Rafael manja.

"Ya, sejauh ini lancar. Tapi aku sangat lelah mengurus nya karena setelah kembali hari ini, besok aku akan berangkat ke Negara Musim Semi. Ada sedikit urusan dengan keluarga Daddy di sana..." pandangan nya sesekali menoleh ke arah Aby dengan tenang.

Saat ini mereka berada di tengah-tengah lampu merah. Yang berarti, sebentar lagi mereka akan sampai ke tempat Aby. Tak ingin menyia-nyiakan waktu Rafael langsung menggenggam tangan nya yang berada di lengan milik nya.

"Ah... Aku merindukan mu, Abigail Alexandra!!!" ia yang mendengar nama lengkap nya di panggil dengan tiba-tiba, membuat Aby langsung menoyong kepala nya pelan. Tingkah itu sukses membuat mereka tertawa secara bersamaan. Entah kenapa, terkadang Rafael itu bertingkah romantis yang tak di fahami oleh Aby.