Aku menarik nafas panjang setelah turun dari pesawat. Udara di Seoul benar benar terasa sejuk.
Aku berjalan keluar bandara sambil melihat google maps untuk mencari letak gedung SV entertainment.
"Lumayan sih jaraknya dari sini. Aku jalan aja apa naik taxi ya? Ah jalan aja udah lagian disini udaranya gak panas." Gumamku.
Setelah 15 menit berjalan, aku mulai kelelahan dan memilih untuk duduk sebentar di sebuah bangku taman.
'Rasanya benar benar seperti mimpi'
Setelah 10 menit melanjutkan perjalanan, aku akhirnya sampai di depan Gedung SV entertainment. Aku melangkahkan kaki ke arah resepsionis untuk bertanya tempat berkumpulnya para trainee.
Di depan Ballroom sudah ada banyak koper milik para trainee. Aku menaruh koperku disana dan masuk ke ruangan tersebut.
Aku memilih duduk di pojok belakang. Karena bagian depan sudah banyak ditempati trainee lain.
"Hai.. kamu Aerin kan? Masih inget gak sama aku?" Tanya seseorang.
"Oh iya aku inget.. kamu Erlyn yang juga ikut audisi di Jakarta itu kan?"
"Iya.. selamat ya kamu lolos. Aku jadi ada temen dari Indonesia."
"Iya, makasih."
Setelah beberapa menit, akhirnya CEO dan staff dari SV entertainment pun memasuki ruangan.
CEO membuka acara dengan memberikan selamat kepada seluruh trainee.
Aku hanya diam memperhatikan, meskipun aku tidak mengerti dengan bahasanya.
"Kamu bisa berbahasa Korea?" Tanya Erlyn.
"Tidak. Tapi aku akan mempelajarinya."
Erlyn hanya mengangguk.
Setelah CEO memberi sambutan, sekarang waktunya pelatih trainee untuk membentuk beberapa tim.
Dari tim tersebut, setiap bulannya akan dipilih 1 orang untuk naik menjadi trainee tetap yang tidak ada sistem gugur dan kebanyakan, seorang trainee tetap penampilannya selalu meningkat dan akan menjalani debut sebagai idol.
Sedangkan mereka yang belum terpilih, harus terus berlatih. Apabila penampilan mereka semakin memburuk, agensi akan mengeluarkan mereka. Banyak sekali trainee yang gugur dan memilih mundur karena ketatnya sistem penyaringan di agensi.
"Baiklah. Perkenalkan saya adalah pelatih kalian selama menjadi trainee. Nama saya Soo Ji Ah kalian dapat memanggil saya dengan panggilan kochi Ji Ah."
"Saya sudah membagi kalian dalam 10 tim kelompok yang beranggotakan 10 anggota. Penilaian yang digunakan dalam penyaringan trainee adalah penilaian kelompok dan penilaian individu. Jadi, saya harap kalian bisa lebih mengakrabkan diri dan kompak sesama anggota tim." Jelas pelatih yang bernama Soo Ji Ah itu panjang lebar dalam bahasa Inggris karena sebagian trainee berasal dari Luar Korea.
Semua trainee mengangguk dan mulai gugup.
Kochi Ji Ah mulai membacakan tim A sampai tim I.
"Dan sekarang tim yang terakhir beranggotakan
1. Lee Chin-sun
2. Kim Choon-hee
3. Park Youra
4. Casey Ehner
5. Aerin Zevara
6. Erlyn Austin
7. Choi Dong-min
8. Park Yeong-sik
9. Jung Yo-han
10. Kang Min-jun
Kalian berada di tim J" sebut kochi Ji Ah.
Aķu bersyukur berada satu tim dengan Erlyn yang sama sama berasal dari Indonesia.
"Untuk sekarang, cukup sampai disini. Besok kalian harus datang tepat jam 9 pagi." Ucap kochi Ji Ah berlalu meninggalkan ballroom.
"Hai.. kamu satu tim denganku kan?" Tanya seseorang dalam bahasa Korea.
"Aku belum bisa mengerti bahasa korea." Balasku menggunakan bahasa Inggris.
"Oh maaf. Namaku Park Youra. Aku pikir kamu ada blasteran korea." Ucapnya kali ini dalam bahasa inggris sambil mengulurkan tangannya.
"Tidak apa. Aku Aerin Zevara dari Indonesia dan aku tidak ada darah campuran." Ucapku tersenyum sambil membalas uluran tangannya.
"Kamu sangat cantik. Mungkin, kamu akan menjadi visual grup jika lolos debut nanti."
"Terimakasih kamu juga cantik. Tapi itu terlalu berlebihan."
"Kamu juga masuk tim ku kan?" Tanya Youra kepada Erlyn.
"Iya."
"Baiklah, kalian tunggu disini. Aku akan mencari teman-teman yang lain." Ucap Youra sambil berjalan mencari anggota yang lain.
"Erlyn, apa kamu sudah ada tempat untuk ditinggali selama disini? Kalau belum ayo kita cari sama-sama."
Erlyn hanya mengiyakan ajakan ku.
"Oke, ayo kita duduk disini dan berkenalan satu sama lain." Youra datang dengan 7 orang anggota tim J.
'Dia benar benar aktif dan cocok untuk dijadikan leader jika ia sudah menjadi idol nanti.' Batinku sambil menatap Youra yang sibuk mengatur para anggota tim J.
"Baiklah. Aku akan mulai dari diriku sendiri. Perkenalkan, namaku Park Youra aku berasal dari Seoul. Dan aku lahir pada tahun 1999." Youra memperkenalkan diri dengan sangat percaya diri.
"Namaku Kim Choon-hee dari Gwacheon. Dan lahir pada tahun 2000."
"Aku Lee Chin-sun dari Busan. Dan lahir pada tahun 2001."
"Aku Casey Ehner dari Kanada. Dan lahir pada tahun 1999."
"Aku Erlyn Austin dari Indonesia. Dan lahir pada tahun 2000."
"Ehm.. perkenalkan namaku Aerin Zevara dari Indonesia. Dan lahir pada tahun 2002."
Aku sedikit gugup untuk memperkenalkan diri di depan mereka. Juga, daritadi aku merasa ada seseorang yang terus melihat ke arahku.
"Aku Choi Dong-min dari Daegu. Dan lahir pada tahun 2000."
"Aku Park Yeong-sik dari Gwangju. Dan lahir pada tahun 2001."
"Aku Jung Yo-han dari Seoul. Dan lahir pada tahun 1999."
"Aku Kang Min-jun dari Incheon. Tapi aku sudah pindah ke Seoul dari waktu SMP. Aku lahir pada tahun 1999." Ucapnya sambil tersenyum ke arah ku.
Aku mengalihkan pandangan.
"Oke. Karena kita sudah saling berkenalan satu sama lain, aku harap kita bisa cepat akrab dan mulai membangun tim yang kompak. Sekarang kalian silahkan istirahat di rumah dan mempersiapkan diri untuk latihan besok." Ucap Youra unnie.
Semua anggota mengangguk dan mulai berpamitan untuk pulang ke rumah mereka yang berada di daerah Seoul.
"Aerin, Erlyn, Casey apakah kalian sudah ada tempat tinggal di daerah sini?" Tanya Youra unnie.
"Kalau aku dan Erlyn, belum unnie." Jawabku dengan bahasa campuran inggris dan Korea.
Sebenarnya aku tau beberapa kata dalam bahasa korea dan juga aku tau nama nama panggilan seperti itu, karena aku sering melihat drama korea.
"Aku sudah ada unnie. Orang tuaku menyewakan apartemen untukku di sekitar sini." Jawab Casey.
"Kalau begitu aku akan membantu kalian untuk mencari tempat tinggal di sekitar sini." Ucap Youra unnie kepadaku dan Erlyn.
"Tidak usah, unnie. Kita akan mencarinya sendiri." Ucapku.
"Kalian kan belum tau daerah sini. Gimana kalau kalian tiba tiba salah jalan? Udah gak apa unnie gak merasa direpotkan kok."
"Baiklah, unnie."
Sekarang aku, kak Erlyn, dan Youra unnie sedang berjalan kaki ke tempat penyewaan rumah.
Setelah sampai di salah satu penyewaan rumah, Youra unnie berbicara dengan pemilik rumah dan menanyakan harganya. Youra unnie juga terlihat seperti sedang bernegoisasi dengan pemilik rumah.
"Harganya 300.000 won per bulan, kalau dirupiahin sama seperti 4.165.000 an. Gimana kalian mau?" Tanya Youra unnie sambil memasukkan hpnya kembali setelah merupiahkan harga rumah tersebut.
"Gimana, kak? Kalau aku iya aja. Kelihatannya juga cuma ini yang harganya agak murah." Tanyaku pada kak Erlyn.
"Yaudah. Nih uangnya." Kak Erlyn memberikan uangnya kepadaku.
Aku mengambil uangku di tas dan menggabungkannya dengan uang kak Erlyn.
"Ini uangnya." Aku memberikan uang itu kepada pemilik rumah.
"Baiklah. Silahkan menempati dan semoga nyaman. Ini kuncinya." Ucap pemilik rumah itu sambil memberikan sebuah kunci.
"Aku masuk dulu." Ucap kak Erlyn sambil mengambil kunci tersebut dan masuk ke dalam rumah.
"Terima kasih banyak ya unnie sudah menolongku dan kak Erlyn untuk mencari persewaan rumah."
"Iya sama-sama. Oh ya aku minta id line kamu. Biar kalau ada apa-apa kita bisa saling menghubungi."
"Ini unnie." Aku memberikan id ku kepada Youra unnie.
"Oke. Kalau ada apa-apa kamu chat unnie. Rumah unnie sebenarnya gak jauh dari sini. Besok aja unnie tunjukkin, ya?"
"Baiklah unnie."
"Unnie duluan. Bye." Pamit Youra unnie sambil melambaikan tangan nya dan berjalan turun untuk pulang.
"Bye unnie. Hati-hati." Aku sedikit berteriak dan melambaikan tanganku juga.
Aku menatap layar handphone ku. Dan terlihat banyak notif pesan dan telepon dari mama, papa, dan stella.
Sejak kedatanganku di Seoul, aku tidak terlalu menghiraukan notif yang masuk ke hp ku.
Aku membuka semua pesan dan isi dari pesan tersebut adalah mereka mengkhawatirkan ku. Terutama kedua orang tuaku, karena aku tidak berpamitan kepada mereka.
Aku menghela nafas panjang dan memutuskan untuk membersihkan diri dan menata semuanya dulu sebelum menghidupkan data seluler dan mengabari mereka lewat line.
Setelah membersihkan diri dan menata semua pakaianku dalam lemari, aku mengambil hp ku dan menghubungi mama.
"Halo."
"Aerin.. kamu dimana? Mama sama papa khawatir sama kamu."
"Aerin di Korea, ma sekarang. Maaf aku berangkat tidak berpamitan kepada kalian. Karena aku tau mama sama papa gak mungkin ngasih aku izin untuk keluar."
"Mama tenang aja. Aku disini baik kok. Aku juga udah dapet temen yang baik. Dia membantuku untuk mencari tempat tinggal." Lanjutku.
"Kamu dapet uang darimana untuk berangkat kesana?" Tanya mamaku dengan wajah yang sedikit lega daripada tadi.
"Aku pinjem ke Stella. Tapi nanti bakal aku balikin kok kalau aku udah dapet uang disini."
"Ya udah kamu gak usah mikir tentang mengembalikan uang ke Stella. Nanti biar mama yang bayar. Uang kamu buat kamu disana aja."
"Iya ma."
"Kamu akan pulang kapan?"
"Belum tau, ma. Tapi selama jadi trainee aku belum bisa buat pulang ke indonesia."
"Kamu harus selalu ngabarin mama kalau ada waktu. Jangan terlalu memaksakan diri disana. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup."
"Iya ma. Ya udah ma aku mau ngabarin Stella dulu, daritadi dia udah spam. Titip salam ke papa sama Arcel ya, ma. Bye."
"Iya nanti mama bilangin ke mereka. Bye."
Aku menutup telepon mamaku dan beralih menelepon Stella.
"Halo."
"YHA!! AERIN!! KOK LO LAMA BANGET SI GAK NGABARIN GUE."
"Iya maap." Aku hanya tertawa kecil mendengar suara Stella yang lucu bagiku.
"Gimana lo disana?"
"Seneng banget. Akhirnya mimpi gue tercapai. Oh ya, btw sekarang lo kemana mana sama siapa, stell?"
"Gue sama Arnetta. Lo sendiri gimana? Udah dapet temen?"
"Udah. Gue satu tim dan satu rumah sama kak Erlyn. Dia juga dari indonesia. Gue kenalnya waktu audisi di Jakarta. Gue juga lumayan deket sama Youra unnie. Dia baik banget ngebantu gue nyari persewaan rumah."
"Syukurlah kalau gitu. Udah lo tidur sana udah malem kan di Korea? Jaga diri lo baik baik. Jangan sampai sakit."
"Siap, Stella cantik. Ya udah gue mau tidur dulu ya. Bye."
"Bye."
Aku menutup panggilan Stella dan bersiap siap tidur mengisi tenaga untuk besok latihan.
___________________________________________________